Sleman (ANTARA News) - Kondisi aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah hingga Rabu malam belum menunjukkan perubahan yang signifikan.

Kegempaan vulkanik dan "multiphase" Gunung Merapi sempat sedikit mengalami penurunan pada Selasa (19/10) dibanding sehari sebelumnya, ujar petugas pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang Sleman Triono, Rabu malam.

"Sampai saat ini tidak ada perkembangan yang berarti di puncak Gunung Merapi, hanya saja untuk rekaman kegempaan pada Selasa (19/10) dan Rabu hingga pukul 08.00 WIB memang ada sedikit penurunan, namun ini tidak berarti aktivitas Gunung Merapi turun," jelasnya.

Menurut dia, untuk kegempaan sepanjang Selasa (19/10) tercatat gempa vulkanik A hanya terjadi tiga kali, vulkanik B 14 kali dan gempa "multiphase" (MP) 200 kali serta guguran tercatat sebanyak 54 kali.

Sedangkan pada Rabu dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB tercatat gempa vulkanik A sebanyak lima kali, vulkanik B empat kali dan gempa MP sebanyak 104 kali serta guguran terjadi 15 kali.

"Sedangkan pada Senin (18/10) terjadi 52 guguran, 201 gempa multiphase, lima kali gempa vulkanik A dan 18 kali gempa vulkanik B, ada kemungkinan hari ini (Rabu) kegempaan akan kembali meningkat karena data hingga pukul 08.00 WIB gempa sudah menunjukkan terjadinya peningkatan," katanya.

Ia mengatakan, saat ini memang pergerakan magma mulai dirasakan mendekati ke puncak Gunung Merapi yang ditandai dengan peningkatan suhu di puncak.

"Memang dari pemantauan saat ini suhu di puncak terjadi peningkatan mencapai sekitar 75 derajat Celcius dari sebelumnya yang hanya berkisar 73 derajat Celcius," katanya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio mengatakan, aktivitas Gunung Merapi saat ini terus meningkat dan sudah terjadi percepatan deformasi gunungnya yang sudah bertambah sembilan sentimeter ke arah selatan.

"Apabila ada perubahan cepat dari aktivitas Gunung Merapi, maka masyarakat maupun pemerintah harus benar-benar siap mengantisipasi bencana Gunung Merapi sedini mungkin," katanya.

Menurut dia, pola erupsi Gunung Merapi saat ini berbeda dengan pola erupsi 2006. Jika pada 2006 perubahan aktivitas Gunung Merapi mulai dari status waspada hingga status awas berjalan pelan tapi pasti, namun pola erupsi tahun ini perkembangannya berubah-ubah dan cenderung lebih kuat bandingkan 2006.

"Erupsi Gunung Merapi pernah menjangkau sejauh 15 kilometer dari puncak dengan material yang dikeluarkan mencapai 30 juta meter kubik, sedangkan erupsi 2006 material yang dimuntahkan sebanyak 14 juta meter kubik dan hanya mengubur lingkungan hingga kejauhan tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi," katanya. (V001/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010