Mekkah (ANTARA News) - Berdasarkan catatan tim kesehatan haji Indonesia di Madinah, banyak pasien risiko tinggi (Risti) yang wafat di jalan. Atas kejadian tersebut, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) meminta kepada dokter kloter dan petugas sektor untuk lebih ketat mengawasi jamaah risti.

Hal tersebut tertuang dalam surat yang dikeluarkan Kantor Misi Haji Indonesia di Jeddah yang diterima Media Center Haji (MCH) dari BPHI Mekkah, Jumat.

Surat yang ditandatangani Wakil Kepala III Pelayanan Kesehatan PPIH Arab Saudi dr Chairul Radjab Nasution itu meminta kepada seluruh petugas di kloter dan sektor untuk memberikan pemahaman kepada jamaah risti untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang akan mempengaruhi kondisi kesehatannya.

Selain itu diharapkan kepada dokter sektor dan kloter untuk melakukan pemeriksaan secara periodik setiap harinya untuk memantau kondisi kesehatan jamaah Risti sehingga bisa dipastikan kondisi kesehatannya.

"Hindari kondisi terlambat dalam melakukan follow up kondisi kesehatan jamaah risiko tinggi," papar dr Chairul.

Hingga kini sudah 9 jamaah haji asal Indonesia yang wafat di Madinah. Sebagian besar dari jamaah tersebut masuk dalam kategori Risti dan wafat ketika usai atau sedang melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi.

Sementara itu, Kepala BPHI Madinah, dr Subagyo menjelaskan bahwa pihaknya sudah menerapkan sistem jemput bola bagi pasien yang masuk kategori Risti untuk dilakukan perawatan. Namun, dalam praktiknya di lapangan masih banyak jamaah Risti yang tidak terpantau kondisinya oleh petugas kesehatan.
(E001/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010