Karena awak kapal Rainbow Warrior kehabisan perbekalan, CAGP menegaskan pemerintah Indonesia mengambil sikap terhadap imperialisme 'hijau'

     WASHINGTON, 22 Oktober (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) -- Mengingat berita Agence France-Presse hari ini http://www.thejakartaglobe.com/news/greenpeaces-rainbow-warrior-low-on-supplies
/402570) bahwa perbekalan di kapal Rainbow Warrior milik Greenpeace menipis setelah ditolak masuk ke Pelabuhan Jakarta pekan lalu, Andrew Langer, jurubicara Consumers Alliance for Global Prosperity (http://www.consumerprosperity.com) (CAGP) dan ketua Institute for Liberty, mengimbau pemerintah Indonesia untuk terus menolak masuknya kapal tersebut hingga Greenpeace menghentikan semua aktivitas anti-Indonesia.

     (Logo: http://photos.prnewswire.com/prnh/20100826/DC55618LOGO)
     (Logo: http://www.newscom.com/cgi-bin/prnh/20100826/DC55618LOGO)

     "CAGP mendesak pemerintah Indonesia untuk bertahan dalam penolakannya atas kapal perang Greenpeace sampai organisasi itu menghentikan kampanye elitisnya yang membuat miskin orang Indonesia. Bagi Direktur Eksekutif Greenpeace International Kumi Naidoo dan Nur Hidayati, juru kampanye energi Greenpeace Asia Tenggara, untuk melanjutkan permohonan masuk ke pelabuhan Jakarta adalah menjijikkan Bahkan, Hidayati menunjukkan kesungguhannya hari ini ketika ia terus mendesak pemerintah Indonesia, dengan mengatakan, 'Kami harus mendapatkan jawaban cepat, kalau tidak kami akan segera berangkat ke negara terdekat'. Itu hanya untuk menunjukkan kepada Anda bahwa Greenpeace tidak peduli tentang masyarakat Indonesia yang mereka klaim pekerjakan. Kenyataannya adalah Indonesia akan senang melihat Rainbow Warrior pergi dan tidak pernah kembali.

     "Penolakan Indonesia untuk mengizinkan Rainbow Warrior memasuki pelabuhan terbesarnya menandai kali pertama suatu negara menolak paham lingkungan radikal. Dan sekarang, bukannya membanjiri masyarakat dengan protes licin, para aktivis di kapal perang yang berlabuh itu kini mengeluh bahwa mereka kehabisan makanan dan air. Jika seburuk itu dengan pendapatan tahunan $279 juta dolar yang mereka miliki, bayangkan seperti apa hidup untuk jutaan orang miskin Indonesia miskin yang terus-menerus ditargetkan Greenpeace dengan taktik anti-pembangunannya.

     "Upaya Greenpeace di Indonesia sejauh ini menyerukan penghancuran usaha yang layak di negara ini dan penolakan ekspornya di pasar global. Hal ini menyebabkan penderitaan terus menerus bagi para pekerja dan keluarganya di seluruh negeri. CAGP mendukung pemerintah Indonesia, dengan bersenjatakan pesan yang jelas: kaum imperialis 'hijau' tidak disambut baik di Jakarta".

     Consumers Alliance for Global Prosperity (CAGP) (http://www.consumerprosperity.com) mendidik dan menggiatkan penduduk yang prihatin dalam merespon kerjasama yang mahal antara aktivis lingkungan, industri yang melindungi, serikat pekerja besar dan perusahaan ritel. CAGP adalah aliansi berorientasi aksi kelompok-kelompok advokasi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pro-konsumen di seluruh dunia.

     SUMBER: Consumers Alliance for Global Prosperity (CAGP)
 
     KONTAK: CAGP
                    media@consumerprosperity.com

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010