Tasikmalaya (ANTARA News) - Polisi Resor Kota Tasikmalaya, Jawa Barat meminta masyarakat mewaspadai praktik penipuan oleh pegawai bank gadungan yang menawarkan pinjaman uang, namun meminta uang korbannya dengan dalih untuk membuka rekening.

Kepala Bagian Operasi Polresta Tasikmalaya, Kompol Yono Kusyono kepada wartawan, Minggu, mengatakan pihaknya akan terus menyelidiki kasus penipuan yang dilakukan pelaku yang mengaku sebagai pegawai bank.

"Kami siap menindaklanjuti kasus tersebut, karena kewajiban kami untuk mengungkap kasus tindak pidana tersebut," kata Yono.

Ia menegaskan masyarakat tetap waspada karena oknum atau pegawai bank gadungan tersebut tentu masih berkeliaran mencari korban lain dalam menjalankan aksi penipuannya.

"Jika ada petugas yang mengaku pegawai bank, saya sarankan tanya dulu identitasnya, kalau curiga kami harap warga segera lapor polisi terdekat," katanya.

Sementara itu, puluhan warga di Kecamatan Ciawi, Jamanis dan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, diketahui menjadi korban penipuan pegawai bank gadungan yang berdalih mampu memberikan kemudahan pinjaman uang tanpa jaminan.

Korban yang tergiur dan percaya tawaran tersebut, akhirnya oleh pegawai bank gadungan itu diminta uang sebesar Rp100 ribu untuk membuka rekening agar proses pencairan uang mudah.

Salah seorang warga Kecamatan Jamanis, Iwan (30) menerangkan kedatangan pegawai bank tersebut terjadi sekitar sepekan lalu yang datang lengkap dengan identitas diri dan menawari pinjaman uang.

Pegawai bank yang datang dengan mengendarai sepeda motor bebek Honda Revo, kata Iwan kepada setiap warga mengaku pinjaman tersebut merupakan program pemerintah dalam upaya meningkatkan ekonomi rakyat.

Penawarannya itu, kata Iwan, pelaku yang tampak meyakinkan meminta kepada korbannya untuk menyerahkan foto kopi KTP, Kartu Keluarga dan rekening pembayaran listrik terakhir dan warga akan mendapatkan pinjaman uang sebesar Rp5 juta hingga Rp10 juta.

"Tentu saja warga banyak yang berminat, termasuk saya sendiri, apalagi itu program dari pemerintah, meskipun kami keberatan harus mengeluarkan uang seratus ribu rupiah," katanya.

Namun hingga satu pekan lebih, kata Iwan, pegawai bank tersebut tidak kunjung datang untuk memberitahukan kelanjutan pembuatan rekening atau pencairan pinjaman uang tersebut.

"Sampai sekarang yang mengaku pegawai bank itu tidak datang-datang lagi," kata Iwan.

(KR-FPM/Y008/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010