Surabaya (ANTARA News) - Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Timur sudah menetapkan bahwa Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah tiba pada Selasa, 16 November 2010.

Sekretaris PW Muhammadiyah Jatim Nadjib Hamid menjelaskan, kepastian ini didapat setelah pihaknya memperoleh Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 05/MLM/I.0/2010.

"Dalam maklumat tersebut ditetapkan pada Minggu, 1 Dzulhijjah jatuh pada 7 November 2010. Ini karena pada saat ijtimak 29 Dhulqo'idah jatuh pada Sabtu, 6 November 2010 pukul 11.53.04 WIB."

"Tinggi hilal pada saat matahari terbenam di Yogyakarta 01 derajat 34 menit 23 detik. Selain itu, Hilal sudah wujud di Tanjung Kodok, tinggi hilal 01 derajat 27 menit, 26.11 detik," kata Nadjib di Surabaya, Senin.

Dengan demikian, lanjut dia, maka pelaksaan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 16 November. Sedangkan Hari Arafah 9 Dzulhijjah, tepat sehari sebelumnya, atau 15 November 2010.

"Maklumat ini sudah disebarkan ke semua pimpinan wilayah serta pimpinan daerah dan diteruskan ke seluruh pimpinan cabang maupun ranting Muhammadiyah se-Indonesia," tukas Nadjib.

Disinggung potensi akan ada keberbedaan dengan waktu pelaksaan Idul Adha versi Nahdlatul Ulama ataupun pemerintah pusat, pria yang juga anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim tersebut mengakuinya.

Menurut dia, diperkirakan akan terjadi perbedaan hari antara Muhammadiyah dengan pemerintah. Namun, pihaknya meminta kepada semua warga atau umat muslim di Indonesia untuk tidak mempersoalkan dan menanggapinya dengan positif.

"Kemungkinan itu (berbeda, red) memang ada, tapi jangan dijadikan permasalahan yang besar dengan adanya perbedaan ini," papar pria berambut ikal tersebut.

Nadjib juga mengungkapkan, saat ini pemerintah memang belum menetapkan dan biasanya diumumkan ketika mendekati Hari Raya Idul Adha dengan mengadakan Rukyatul Hilal.

"Kalaupun ada perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha, silahkan masyarakat mengikuti sesuai keyakinannya. Perbedaan jangan dijadikan persoalan, anggap saja ini sebagai keanekaragaman," katanya.

(ANT-165/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010