Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan mewaspadai penularan rabies terhadap penduduk seiring tingginya kasus gigitan hewan penular rabies di daerah itu.

"Kami akan mengeliminasi sejumlah daerah yang memiliki populasi hewan penular rabies (HPR) liar sangat tinggi," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Lampung Selatan, Agung Kusmartuti, di Kalianda, Senin.

Dia menjelaskan, populasi HTR paling banyak yakni daerah yang memiliki areal perkebunan luas sehingga anjing liar dapat leluasa berkeliaran dan menyerang manusia.

"Ancaman serangan hewan penular rabies di Kecamatan Rajabasa, Kalianda dan Penengahan, Merbaumataram, Bakauheni dan Tanujungbintang," jelas dia.

Belum lama ini, kata dia,pihaknya telah mengeliminasi sebanyak ratusan anjing liar di Kecamatan Rajabasa karena telah terjadi 11 kasus gigitan dalam dua hari oleh dua ekor anjing yang sama.

Untuk mengantisipasi serangan, kata dia, pihaknya akan mengeliminasi sebanyak-banyaknya anjing liar yang berpotensi menularkan virus rabies.

Dia menjelaskan, anjing penggigit 11 warga diperkirakan positif mengidap rabies jika dilihat dari perilaku pengigitan terhadap warga di Kecamatan Rajabasa.

Dia mengharapkan, masyarakat untuk melakukan vaksinasi rabies secara rutin terhadap hewan peliharaannya melalui petugas dinas peternakan dan merantai masing-masing hewan miliknya.

Sementara itu, Kasie Pencegahan dan Pengamatan Penyakit Dinas Kesehatan setampat, Kristi Endrawati, mengatakan, pihaknya juga siaga mewaspadai serangan terhadap warga.

Ia menjelaskan, jika tidak segera ditangani manusia yang mengalami gigitan oleh hewan terduga rabies (HTR) dikhawatirkan menyebar ke syaraf otak dan berakibat fatal.

"Reaksi virus ini cukup lama namun 98 persen bagi manusia yang terjangkit dipastikan meninggal dunia," kata dia.

Untuk kasus gigitan terhadap 11 warga di Kecamatan Rajabasa, kata dia, pihaknya telah menangani sesuai prosedur dan kemungkinan besar virus di bekas luka gigitan akan hilang dalam waktu singkat.

"Kami telah melakukan suntikan pertama dan akan terus berlanjut hingga 21 hari ke depan sampai dinyatakan aman dari virus," tambah dia. (ANT-048/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010