Malang (ANTARA News) - Rekayasa lalu lintas yang dilakukan Pemkot Malang, Jawa Timur, beberapa pekan terakhir ini gagal mengurai kemacetan arus lalu lintas di daerah itu.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang M Yusuf, Selasa mengakui, rekayasa lalu lintas yang dilakukan bersama pihak kepolisian masih belum membuahkan hasil maksimal untuk mengatasi kemacetan di beberapa titik yang selama ini menjadi sumber kemacetan, seperti di pertigaan Gajayana dan Jalan A Yani.

"Sebenarnya kami tidak hanya melakukan rekayasa lalu lintas saja untuk mengurai kemacetan. Kami juga melakukan rekayasa jalur dan menertibkan terminal bayangan, namun belum banyak membuahkan hasil," ujarnya.

Salah satu upaya yang akan dilakukan kembali untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah, pihaknya kini sedang mematangkan konsep pengalihan alat transportasi umum (massal), yakni bus kota.

Menurut dia, bus kota memang menjadi alternatif bisa mengurangi jumlah kendaraan dalam kota, baik kendaraan umum (angkot) maupun pribadi.

Ia mengemukakan, untuk pengadaan alat transportasi umum itu Pemkot Malang tidak perlu memikirkan anggaran karena kebutuhan kendaraan itu nanti akan didatangkan dari pemerintah pusat.

Sebenarnya, lanjut mantan Kahumas Pemkot Malang itu, alat transportasinya sudah ada. Hanya saja, sekarang tinggal menunggu kesiapan daerah saja. Kalau daerah sudah siap, alat transportasi tersebut langsung dikirim.

Pengalihan alat transportasi umum berupa bus kota itu, katanya, juga melibatkan tiga daerah, yakni Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu karena bus kota itu nanti jalurnya melintasi tiga daerah tersebut.

Menyinggung kapan direalisasikan alat transportasi umum tersebut, Yusuf mengatakan, masih perlu dibicarakan lebih matang. Selain jalur yang akan dilalui bus kota itu nanti juga bersinggungan dengan daerah lain, juga bersentuhan dengan para pengusaha jasa angkutan umum.

Sebelumnya pakar transportasi Universitas Brawijaya Prof Harnen Sulistyo menyarankan agar Pemkot Malang segera melakukan rekayasa lalu lintas yang tidak hanya mengalihkan jalur saja. Tapi, juga harus membangun alternatif jalan di kawasan timur Kota Malang, seperti pembangunan jalur lingkar timur.

Selain itu, katanya, juga membuka akses jalan alternatif lain terutama yang menghubungkan Kota Malang dengan Kota Batu agar kemacetan di kawasan Dinoyo dan Jalan Gajayana bisa diminimalkan.

"Membuka akses jalur alternatif ini tidak bisa ditangani sendiri, melainkan harus melibatkan daerah di sekitarnya, yakni Kota Batu dan Kabupaten Malang," tegas Harnen. (E009/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010