Madiun (ANTARA News) - Bayi yang menderita kelainan tidak memiliki tempurung kepala atau an-encephalus yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Caruban, Kabupaten Madiun, Jatim, akhirnya meninggal dunia di rumah sakit setempat, Selasa.

"Bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut telah menjalani perawatan intensif selama 10 hari di Ruang Perinatologi RSUD Caruban, sebelum akhirnya meninggal pada Selasa sekitar pukul 11.30 WIB," ujar Staf Khusus Direktur Bidang Hubungan Masyarakat RSUD Caruban Munirul Huda.

Menurut dia, selama ini dokter dan paramedis sudah berupaya memberikan perawatan namun peluang hidup bayi dengan kasus seperti ini memang sangat kecil. Jenazah bayi langsung dibawa pulang ke rumah duka oleh neneknya yang selama ini setia menunggu di rumah sakit setempat.

Bayi yang belum sempat diberi nama ini merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Suparno (38) dan Winarni (33), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Bayi ini merupakan rujukan dari Rumah Sakit Haji Ibrahim, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun pada 16 Oktober setelah dilahirkan secara operasi oleh ibunya.

Bayi ini memiliki berat badan hanya 2,6 kilogram dan panjang 45 centimeter dalam usia kandungan 38 minggu atau sekitar sembilan bulan, saat dilhirkan.

Dokter anak RSUD Caruban, dr Rony AP Tamba, Msi. Med, Sp.A, mengatakan, sejak kemarin kondisi sang bayi memang terus menurun. Refleknya dalam menghisap air susu yang diberikan sudah tidak seperti awal dirawat.

"Diindikasikan terjadi infeksi dari tempurung kepala yang terkena udara terbuka. Tak hanya itu, berat badannya juga menurun 1 ons dari 2.600 gram menjadi 2.500 gram. Selain itu, belum ada terapi standar untuk kasus seperti yang diderita bayi ini ," kata dr Rony.

Ia menambahkan, selama ini pihak rumah sakit hanya memberikan dukungan cairan, nutrisi, dan oksigen, untuk bertahan hidup. Karena sudah tidak bisa menghisap air susu, asupan cairan, dan nutrisi terpaksa disalurkan melalui infus dan selang dimulut.

Rony mengaku, pihaknya tidak bisa memastikan penyebab bayi "an-encephalus" ini. Namun dari berbagai teori diduga akibat dari pengaruh zat kimia yang dihirup ibunya selama bekerja di pabrik pengolahan benang dan kain tersebut.

Bayi ini sama sekali tidak memiliki tempurung yang seukuran sekitar setengah lingkaran pada bagian atas kepalanya hingga otaknya terlihat jelas. Meski terbuka, otaknya masih tertutup selaput otak (meninge) namun sangat rentan terkena infeksi dari udara luar meski ditempatkan dalam inkubator.

Tahun 2009 lalu, RSUD Caruban juga pernah merawat bayi "an-encephalus" asal Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, dan hanya bertahan dua minggu.

(ANT-072/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010