Cianjur (ANTARA News) - Pasangan Dewi Karlina dan Ivan Suhendar, warga Kampung Pasikuntul, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jabar, hanya bisa pasrah menerima nasib anak keempatnya, Khojanah, yang lahir tanpa tempurung kepala.

Meskipun sempat membawa anaknya ke rumah sakit di Cianjur dan Bandung, namun Dewi Karlina dan Ivan Suhendar, terpaksa membawa pulang kembali anaknya yang sekarang berusia 6 bulan itu atas saran tenaga medis di kedua rumah sakit tersebut.

"Kami pernah membawa Khojanah di RSUD Cianjur dan RSHS Bandung, meskipun tanpa sempat diperiksa, dokter meminta kami untuk membawa anak kami pulang dan berpasrah diri," kisah Dewi seraya menatap Khojanah yang terbaring, Kamis.

Dia menuturkan, ketika itu, dokter hanya menyarankan mereka untuk pulang dan berharap mendapat keajaiban karena beberapa waktu lalu, kata dokter RSHS, bayi dengan kasus yang sama hanya bertahan dua hari.

Mendapati hal tersebut, kedua orang tua bayi malang itu, hanya bisa pasrah meskipun upaya mereka untuk mendapatkan pertolongan medis bagi anaknya itu, terus dilakukan meskipun hanya melalui doa.

"Sampai hari ini, anak kami masih bertahan hidup, meskipun kondisinya seperti ini. Kami hanya bisa pasrah pada sang kuasa. Jika memang diberikan umur panjang, kami akan menjaga anak kami ini," ucap Dewi seiring air matanya yang keluar.

Sementara itu, meskipun tidak memiliki tempurung kepala, Khojanah, layaknya bayi lainnya, tetap diberikan ASI dari ibunya.

Harapan keluarga ada upaya yang dapat dilakukannya agar anaknya itu, dapat bertahan hidup dan pertumbuhnya normal seperti anak lainnya. "Saat ini mungkin hanya keajaiban yang kami harapkan," kata Ivan lirih.

Factor ekonomi tambah dia, yang membuat mereka pasrah dengan keadaan yang menimpa anak keempatnya itu. Sehari-hari Ivan hanya bekerja sebagai buruh tani dengan panghasilan yang tidak tentu.

(KR-FKR)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013