Yogyakarta (ANTARA News) - Sebagian besar pengungsi di barak pengungsian Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa malam, memakai masker untuk melindungi hidung dan mulut dari abu material vulkanik Gunung Merapi.

Selain itu, petugas kesehatan, tim SAR, tim evakuasi, dan relawan yang membantu para pengungsi juga memakai masker untuk melindungi hidung dan mulut. "Masker tersebut dibagikan secara gratis, baik kepada para pengungsi maupun petugas," kata Kepala Desa Umbulharjo Bejo Mulyo.

Para pengungsi dan petugas memakai masker karena abu material vulkanik Gunung Merapi cukup banyak di udara. Pakaian yang melekat di tubuh dan kepala mereka tampak dipenuhi abu.

"Oleh karena itu, kalangan pengungsi memakai masker agar abu vulkanik Gunung Merapi tidak masuk ke dalam hidung dan mulut. Jika sampai masuk hidung dan mulut tentunya dapat menganggu pernapasan," katanya.

Kondisi yang sama juga tampak di barak pengungsian Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Selam. Sebagian besar pengungsi dan petugas juga memakai masker pelindung hidung dan mulut.

Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono mengatakan Gunung Merapi yang merupakan gunung berapi teraktif di Indonesia, Selasa petang, mengeluarkan awan panas yang tercatat sejak pukul 17.02 WIB.

"Sejak pukul 17.02 WIB hingga pukul 17.34 WIB terjadi empat kali awan panas dan sampai sekarang awan panas terus muncul susul menyusul tidak berhenti," katanya.

Menurut dia, pada pukul 18.00 WIB terdengar letusan sebanyak tiga kali yang terdengar dari Pos Jrakah dan Pos Selo yang disusul dengan asap membumbung setinggi 1,5 kilometer mengarah ke selatan. "Tipe letusan Merapi dipastikan eksplosif," katanya. (B015*H008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010