Hanoi (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, dan sejumlah menteri terkait menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kegiatan KTT ke-17 ASEAN.

"Kegiatan Presiden dalam KTT ASEAN digantikan oleh Menko Perekonomian dan menteri terkait," kata Mensesneg Sudi Silalahi di Hanoi, Vietnam, Rabu.

Para menteri menggantikan Presiden Yudhoyono setelah Presiden memutuskan untuk kembali ke Indonesia, guna memantau langsung penanganan dampak gempa bumi yang berujung tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Sudi belum bisa memastikan apakah presiden akan kembali lagi ke Vietnam. Menurut dia, semua tergantung perkembangan situasi di Tanah Air.

Sebelumnya, Selasa malam, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana gempa dan tsunami Kabupaten Mentawai di Padang, mengatakan 112 orang tewas, 502 hilang, dan 4.000 kepala keluarga mengungsi.

Berikut data sementara hingga Selasa malam, jumlah korban dalam bencana gempa 7,2 skala Richter diikuti tsunami yang melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin (25/10) malam adalah korban Tewas 112 orang, Korban hilang 502 orang dan Korban mengungsi 4.000 kepala keluarga.

Sedangkan Bupati Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) Edison Saleuleubaja mengatakan, Dusun Munte di Kecamatan Pagai Utara merupakan daerah terparah terkena dampak gempa 7,2 SR diikuti tsunami yang melanda Mentawai, Senin (25/10) malam.

Dusun yang berada di Desa Betomongo adalah paling parah terkena gempa dan tsunami termasuk dalam jumlah korban, kata Edison.

Hingga Selasa malam, di Dusun Munte telah ditemukan 58 orang tewas dan 270 warga setempat hilang. Warga yang selamat kini mengungsi ke tempat lebih tinggi, ujarnya menambahkan.

Ia menyebutkan, masih ada beberapa dusun lainnya yang belum terpantau kondisinya, karena sulit dijangkau tim relawan setempat.

Selain itu, buruknya cuaca di perairan Laut Mentawai juga menyebabkan upaya memantau dusun-dusun lainnya belum dapat dilakukan.
(F008*G003/C004)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010