Ungaran (ANTARA News) - Wartawan Vivanews.com yang menjadi korban letusan Gunung Merapi, Yuniawan Wahyu Nurgroho (42) dimakamkan di kampung halamannya di Ambarawa.

Jenazah Yuniawan tiba di rumah duka Kampung Kupang Dukuh RT04/RW II Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pukul 09.20 WIB dengan diantar mobil jenazah TNI-AU. Jenazah disambut isak tangis keluarga korban.

Jasad Yuniawan ditemukan di sekitar rumah Mbah Maridjan, di Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, pada Selasa (26/10) malam sekitar pukul 22.00 WIB dalam keadaan hangus terbakar awan panas.

Almarhum kelahiran 1 Juni 1968 ini meninggalkan seorang istri bernama Endah Saptaningsih (42), dan dua anak bernama Sita Ardiyanti Laksiningtyas (18), dan Krisnayanti Cahayaningtyas (13).

Ibu mertua korban Krishartati mengatakan, dirinya mengetahui kalau korban meninggal ketika menonton tayangan di televisi.

Saat itu, ditayangkan SIM dan dompet milik korban, tapi karena belum yakin, dia menyuruh istri korban untuk meluncur ke lereng Merapi di mana korban dievakuasi.

"Anak saya yang merupakan istri Yuniawan langsung saya suruh ke tempat evakusi untuk memastikan," katanya.

Ia menambahkan, korban terakhir pulang ke rumah duka pada Minggu (24/10).

Menurut dia, Yuniawan atau akrab dipanggil Wawan sehari-hari bekerja di Jakarta.

Almarhum terbang dari Jakarta, pada Selasa siang 26 Oktober 2010 dan akan meliput bencana Merapi sekaligus mewawancarai Mbah Maridjan untuk mengisi rubrik Sorot.

Menurut dia, jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di daerah setempat.

Seoarang sahabat Wawan, Rini Sugiyoharto mengatakan, dirinya sempat ditelepon oleh almarhum sekitar pukul 18.30 WIB, pada saat itu katanya korban mengabarkan kalau berada di rumah Mbah Marijan, ingin melakukan peliputan dan wawancara dengan Mbah Marijan.

"Padahal dalam telepon itu saya mendengar suara sirine yang meraung-raung, Wawan saya suruh turun saja, tapi masih tetap menunggu Mbah Marijan yang katanya baru shalat," katanya.

Selang beberapa menit, kata dia, Wawan berteriak katanya ada api dan berteriak-teriak.

Setelah itu, tidak ada kontak dan teleponnya tidak bisa dihubungi lagi. "Saya mencoba berulang kali menelepon sampai pukul 22.00 WIB tapi tidak pernah bisa nyambung," katanya.

Rini Sugiyoharto yang saat itu berada di Jakarta langsung menghubungi kantor di mana Wawan bekerja.
(ANT-063/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010