Jakarta (ANTARA News) - Salah seorang tokoh Hak Azasi Manusia (HAM) Usman Hamid, mengatakan, kondisi kesehatan mantan Sekjen Komisi Nasional HAM Asmara Nababan sudah memburuk saat dibawa ke Singapura untuk berobat.

"Sebelum meninggal di Rumah Sakit Fuda di Guangzhou, China kondisi bang As (panggilan Asmara Nababan, red) sudah memburuk. Saya kaget mendengar kabar musibah ini," kata Usman yang juga sahabat Asmara Nababan, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kondisi bang As sejak dua mingu terakhir ini terus menurun, bahkan dalam sebulan ini saat pihaknya berkumpul kelihatan secara fisiknya memang sudah tidak baik.

"Kondisi tersebut semakin memburuk sewaktu di Singapura. Tapi memang dia ingin melawan kanker itu," ujarnya.

Ia menilai sosok Asmara Nababan merupakan figur langka yang dimiliki bangsa ini karena konsistensinya serta keteguhan moral Asmara dalam memperjuangkan prinsip penegakan HAM terus dilakukannya, meski dalam usia yang sudah lanjut.

"Asmara Nababan memiliki keteguhan moral dan integritas dalam prinsipnya serta solidaritas kepada teman. Aktivis yang konsisten dalam perjuangannya dan tidak tergoda dengan harta dan kekuasaan. Bangsa Indonesia merasa kehilangan sosok seperti bang As. Kita semua berduka cita," katanya.

Asmara yang kini berusia 64 tahun meninggal pada pukul 11.30 WIB atau 12.30 waktu setempat akibat penyakit kanker paru-paru yang menderanya.

Pria kelahiran Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 2 September 1946, ini menyandang gelar sarjana hukum. Namanya mulai terdengar saat ia terjun sebagai aktivis hak asasi manusia Indonesia.

Ia pernah menjadi anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998 (TGPF), dan aktif pula di Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM). (ANT/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010