Yogyakarta (ANTARA News) - Gusti Kanjeng Ratu Hemas dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat meminta agar Ponimin warga Dusun Kaliadem Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman yang selamat dari letusan Gunung Merapi menjadi penunggu gunung tersebut menggantikan Mbah Maridjan.

Gusti Kanjung Ratu (GKR) Hemas mengatakan hal itu ketika mengunjungi Ponimin yang mengungsi di rumah kerabatnya di Dusun Ngenthak, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis.

``Yo wis kowe saiki sing tunggu Merapi (ya sudah kamu sekarang yang menunggu Merapi),`` kata GKR Hemas kepada Ponimin usai mendengarkan cerita Ponimin bersama istrinya perihal bagaimana keluarga tersebut menyelamatkan diri dari letusan Gunung Merapi.

Namun saat itu, Ponimin tidak segera menyanggupi permintaan GKR Hemas dengan mengatakan, "Kulo dereng saged matur sakmeniko (saya belum bisa menjawab saat ini)".

Karena Ponimin belum bisa memberikan jawaban, maka GKR Hemas memberikannya waktu kepada Ponimin dengan mengatakan, ``Yo wis kuwi dirembug mengko wae (ya sudah nanti dibicarakan lain waktu saja)``.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) ini mengunjungi tempat tinggal sementara Ponimin di Desa Umbulmartani Kabupaten Sleman bersama empat anggota DPD RI yakni Hafidh Asrom, Bambang Suroso, Supardi, dan Nurmawati.

Hadir juga pada kunjungan tersebut Wakil Bupati Sleman Sri Wahyuni.

Pada kunjungan tersebut GKR Hemas menanyakan bagaimana pegawai Desa Kepuharjo tersebut bisa menyelamatkan diri dari serbuan awan panas yang menerjang desanya.

Menurut Ponimin, dirinya beserta istri dan lima putra-putrinya berhasil menyelamatkan diri dengan cara ajaib yakni berlindung dibalik kain mukena setelah digunakan istrinya sholat maghrib.

"Rumah saya hancur, tapi alhamduillah kami selamat," kata Ponimin yang mengalami luka bakar di kedua telapak kakinya.

Menurut dia, tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan, yakni hanya sekitar satu kilometer ke arah timur.

Namun, Mbah Maridjan tewas akibat awan panas pada letusan Gunung Merapi pada Selasa (26/10) petang dan jenazahnya ditemukan tim SAR di rumahnya yang hancur pada Rabu (27/10) pagi.

Dalam kesempatan tersebut, Ponimin juga mengatakan, informasi secara gaib yang diterimanya Gunung Merapi masih akan meletus lagi. (R024/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010