Yogyakarta (ANTARA News) - Abu material vulkanik Gunung Merapi jika terhirup akan menempel di paru-paru, yang dapat menyebabkan organ itu  kaku, kata Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Bondan Agus Suryanto.

"Jika intensitas abu vulkanik yang terhirup cukup banyak, paru-paru akan menjadi kaku karena terselimuti abu. Hal itu berbahaya bagi kesehatan karena akan menimbulkan infeksi pernapasan dan sesak napas," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, paru-paru menjadi kaku karena jalan pernapasan tersumbat yang mengakibatkan paru-paru menjadi tidak elastis. Ketika elastisitas paru-paru menurun, aliran pernapasan akan terganggu dan berujung infeksi dan napas menjadi sesak.

"Abu vulkanik juga perlu dihindari oleh orang yang memiliki bakat alergi pernapasan. Bagi yang memiliki alergi atau bakat asma, menghirup abu vulkanik akan memicu kambuhnya penyakit tersebut," katanya.

Ia mengatakan, abu vulkanik dapat melekat di saluran pernapasan dan hanya dapat dinetralisasi dalam aliran darah jika jumlahnya tidak terlalu banyak," katanya.

Selain berdampak pada pernapasan, abu vulkanik juga cukup berbahaya bagi kesehatan mata. Air mata yang berfungsi sebagai pelumas dapat kering karena banyak terkena abu, yang dapat menimbulkan iritasi mata dan peradangan.

"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Merapi maupun daerah yang terkena efek abu vulkanik untuk tidak terlalu banyak melakukan aktivitas di luar," katanya.

Menurut dia, jika terpaksa melakukan aktivitas di luar, warga diimbau untuk menggunakan masker pelindung untuk mencegah abu vulkanik yang mengandung asam sulfat atau belerang untuk menembus paru-paru.

"Kami akan menginventarisasi persediaan masker untuk dibagikan kepada masyarakat. Kami akan mengupayakan pembagian masker lagi," katanya.
(B015*M008/Z002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010