Mentawai (ANTARA News) - Prihan Sumalausa (36) korban luka berat akibat tsunami di Pulau Pagai, Mentawai, yang sempat dirawat di RS Darurat Sikakap, akhirnya meninggal Jumat siang, menyusul istri dan anaknya yang tewas saat tsunami terjadi.

Prihan sebelumnya sempat dirawat empat hari di RS Darurat Sikakap, namun karena luka yang berat akhirnya meninggal dalam perawatan, demikian informasi dihimpun ANTARA dari Koordinator Jaringan Jurnalis Siaga Bencana Indonesia, Johnnedy Kambang di Sikakap, Jumat.

Warga asal Desa Munte Baru-Baru, Kecamatan Pagai Utara ini mengalami luka berat di tubuhnya dan banyak pasir yang masuk ke paru-parunya saat dihempas gelombang tsunami.

Sebelumnya, istri Prihan, Desmawati dan anaknya Irvan ditemukan meninggal oleh tim SAR, sedangkan Prikan masih hidup dan dievakuasi ke puskesmas Sikakap yang kini dijadikan RS Darurat.

Desmawati dan Irvan meninggal diseret gelombang tsunami, sedangkan Prihan berhasil menyelamatkan diri meski mengalami luka dalam yang berat serta banyak termakan pasir laut.

Kondisi Prihan dalam perawatan terus kritis apalagi banyaknya pasir yang masuk ke paru-parunya, hingga akhirnya meninggal Jumat siang.

Jasad Prihan selanjutnya dimakamkan tim relawan dan SAR di belakang Puskesmas GPKM Sikakap.

Meninggalnya Prihan membuat jumlah korban tsunami yang tewas hingga Jumat bertambah menjadi 415 orang.(H014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010