Mekkah (ANTARA News) - Jemaah haji asal Indonesia mengeluhkan waktu tunggu bus yang begitu lama, akhirnya di antara mereka banyak yang menggunakan taksi untuk menuju Masjidil Haram.

Wakil Kepala Daker Makkah Bidang Transportasi, Tatan Rustandi, Senin, mengakui bahwa keluhan jemaah bukan hanya sampai sebatas itu, mereka juga membandingkan layanan jasa transportasi dari negara lain, seperti Turki.

Menurut Tatan, soal perbedaan layanan bus dengan jemaah dari Turki itu disebabkan sistem transportasi jamaah haji Indonesia menggunakan rasio 1:700, artinya satu bus melayani 700 penumpang.

Rasio ini berbeda dengan rasio transportasi jamaah haji Turki yang menggunakan perbandingan 1:400. `"Akibatnya, di lapangan bus Turki terlihat lebih banyak dibandingkan dengan bus Indonesia," kata Tatan Rustandi.

Keadaan ini semakin diperburuk lagi, banyak jemaah yang berada di ring satu -- seperti di kawasan Mahba Jin -- dekat terminal bus di sektor I, ikut ambil bagian menikmati bus transportasi. Harusnya, jemaah yang berada di ring I tak mendapatkan layanan bus karena untuk mencapai Masjidil Haram dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Berbeda dengan jemaah dari DKI Jakarta dimana Pemprov DKI menyediakan angkutan khusus. Satu sektor disediakan tiga bus yang mengangkut mereka dari pondokan ke Masjidil Haram.

"Bus ini hanya untuk jamaah haji asal Jakarta. Jamaah lain tak boleh menumpang. Kalau jamaah dari daerah lain menumpang, petugasnya ditegur atasan," kata seorang jamaah asal Jakarta.

Jamaah Kloter 15 Padang yang baru tiba di Makkah Ahad dinihari, banyak yang ditolak naik bus khusus jamaah asal Jakarta itu.

"Kami baru sampai, setelah umrah perdana, pagi harinya mau ke Masjidil Haram lagi. Bus di depan pondokan kami kira untuk kami semua, ternyata hanya untuk jamaah DKI," ujar H Fuadi Nawawi, Ketua Kloter 15 Padang.

Senin pagi, jamaah Kloter 15 yang serumah dengan jamaah DKI di rumah 313 Sektor III itu dikumpulkan di lobi pondokan.

Ketua Sektor III Daker Makkah, Sulhan, memberi penjelasan soal keberadaan bus DKI yang disediakan khusus oleh pemerintah DKI untuk jamaahnya itu. Mereka mengerti penjelasan soal layanan Pemda DKI untuk jamaahnya itu.
(E001/B013)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010