Purwokerto (ANTARA) - Warsono (58) warga Desa Sudagaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih mengingat dengan jelas di akhir April 2021 ketika dirinya dan juga istrinya Suci Wahyuningsih (53) dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.

Setelah dinyatakan positif berdasarkan hasil tes PCR, dia dan istri langsung menjalani isolasi di RSUD Banyumas.

Kendati hasil tes PCR menunjukkan hasil positif, namun pada saat itu dirinya tidak merasakan gejala yang berarti. Selama 10 hari menjalani isolasi di RSUD Banyumas, dirinya tetap tidak merasakan gejala yang berarti, makan tetap lahap, tubuh juga tidak merasa lemas.

Sementara kondisi istrinya sangat berbanding terbalik, saat menjalani tes PCR tubuhnya sudah terasa lemas, badan meriang dan kehilangan indera penciuman atau anosmia.

Selama menjalani isolasi di rumah sakit, istrinya juga merasakan berbagai gejala, mulai dari batuk pilek yang mengganggu, hingga rasa nyeri pada ulu hati.

Beruntung, gejala demi gejala yang dirasa istrinya lama kelamaan mulai membaik karena mendapatkan penanganan yang intensif dari pihak rumah sakit. Pada bulan April 2021, tingkat keterisian rumah sakit juga belum sepenuh seperti saat ini.

Melihat kondisi istrinya yang terbaring lemah, sementara dia tidak merasakan gejala yang berarti, Warsono mulai menyadari, bahwa kondisi yang terjadi pada dirinya tidak terlepas dari peran vaksinasi COVID-19.

Memang, pada saat terkonfirmasi positif COVID-19 Warsono sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap sementara istrinya belum divaksinasi sama sekali. Dia mendapatkan vaksinasi dosis pertama pada bulan Februari 2021 dan dosis kedua pada Maret 2021.

Baca juga: MUI laksanakan vaksinasi massal COVID-19 dukung program pemerintah

Efektif melindungi

Warsono meyakini, vaksinasi telah membantunya melewati masa isolasi dengan kondisi yang baik, tidak ada gejala berat yang dirasakannya. Hal itu sesuai dengan beberapa informasi yang dia baca, bahwa vaksinasi dapat mengurangi gejala dan tingkat keparahan pada penderitanya. Pada saat itu, dia telah membuktikannya sendiri.

Sebagai seorang lansia yang masuk dalam kelompok rentan, merasa terlindungi karena telah mendapat vaksinasi dosis lengkap itu membuatnya merasa sangat bersyukur dan lebih tenang.

Kini, setelah masa isolasi itu terlewati, dia mengajak orang-orang di lingkungannya yang belum divaksinasi untuk bersegera begitu ada kesempatan.

Menurutnya, vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar yang dapat dilakukan, bahkan sangat perlu dilakukan oleh masyarakat untuk membantu pemerintah dalam upaya percepatan penanggulangan pandemi COVID-19.

Pengalaman Warsono memang patut menjadi pelajaran bersama, bahwa vaksinasi diperlukan untuk melindungi diri dari gejala berat yang mungkin terjadi akibat COVID-19.

Menanggapi pengalaman yang dialami pasangan suami istri itu, dokter spesialis paru dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dr. Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian, vaksinasi sangat efektif melindungi.

Walaupun seseorang tetap memiliki kemungkinan terkena COVID-19 setelah divaksinasi, namun tetap efektif dalam mencegah bergejala berat yang memerlukan perawatan.

Baca juga: Program Vaksinasi Merdeka targetkan 100 persen warga DKI divaksin

Peran aktif

Vaksinasi COVID-19, kata dia, merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif.

Sehingga apabila tetap terpapar, seseorang telah mempunyai kekebalan dan diharapkan mengalami kondisi yang ringan.

Dengan kata lain, vaksinasi juga efektif dalam mencegah terjadinya kematian karena COVID-19.

Untuk itulah, dia mengajak masyarakat untuk segera divaksinasi begitu ada kesempatan. Hal itu menurutnya perlu dilakukan mengingat vaksinasi sebagai bagian dari strategi penanggulangan pandemi COVID-19.

Hal senada juga disampaikan oleh Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) cabang Jawa Tengah dr. Indah Rahmawati, Sp.P. Menurutnya, vaksinasi COVID-19 sangat diperlukan untuk melindungi kelompok masyarakat yang rentan agar tetap sehat.

Masyarakat harus berperan aktif menyukseskan program vaksinasi dan tidak ragu dengan keamanannya, terlebih lagi vaksinasi dilakukan sesuai dengan persyaratan skrining yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Seseorang yang telah divaksinasi diharapkan tidak tertular sakit, atau, jika pun tertular, diharapkan tidak bergejala berat.

Sementara itu, ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr. Yudhi Wibowo mengatakan masyarakat perlu berperan aktif menyukseskan program vaksinasi guna mempercepat penanganan pandemi COVID-19.

Terutama, mereka yang masuk kelompok risiko tinggi seperti lansia, mereka yang punya komorbid, atau yang pekerjaannya banyak berinteraksi dengan orang lain.

Baca juga: Dukung program pemerintah, Jakpro siapkan 2.000 vaksin untuk warga DKI

Libatkan tokoh

Dengan adanya peran aktif dari masyarakat maka diharapkan akselerasi vaksinasi di Tanah Air dapat tercapai, hal ini sangat penting untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.

Untuk mendukung hal tersebut, sosialisasi mengenai vaksinasi harus terus digencarkan, termasuk edukasi mengenai pentingnya tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun sudah mendapatkan vaksinasi.

Dengan vaksinasi dosis lengkap, lalu ditambah kedisiplinan untuk selalu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Maka diharapkan upaya untuk mempercepat penanganan pandemi COVID-19 akan dapat membuahkan hasil yang optimal.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Slamet Rosyadi mengatakan kampanye vaksinasi harus terus digencarkan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.

Selain itu, pelibatan tokoh-tokoh masyarakat juga diperlukan agar timbul efek adopsi di kalangan masyarakat terutama bagi mereka yang masih ragu akan vaksinasi.

Narasi tersebut memang perlu diulang-ulang, karena dengan sinergi semua pihak, maka akselerasi vaksinasi diharapkan akan berjalan sesuai target yang diharapkan.

Kisah Warsono mungkin hanya satu dari banyak kisah lainnya mengenai manfaat baik dari vaksinasi. Jadi, mari bersama-sama menyukseskan program vaksinasi.*

Baca juga: Kadin imbau perusahaan mampu ikut Program Vaksinasi Gotong Royong

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021