Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X akan memaparkan tanggap darurat pascabencana erupsi Gunung Merapi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya akan memaparkan berbagai hal seputar bencana Gunung Merapi saat bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Posko Utama Penanggulangan Bencana Merapi di Pakem, Sleman, DIY, Rabu (3/11)," kata Sultan, di Yogyakarta, Selasa.

Ia mengatakan pihaknya akan menyampaikan paparan mengenai keadaan para pengungsi dan penanganannya, kondisi Gunung Merapi, dan kerugian warga akibat bencana erupsi Gunung Merapi pada Selasa (26/10).

"Nilai kerugian akibat bencana Merapi secara pasti belum diketahui, karena untuk menghitung besaran kerugian yang dialami masyarakat diperlukan penelitian dan berbagai pertimbangan," katanya.

Menurut dia, penelitian dan pertimbangan perlu dilakukan karena kerugian akibat bencana Merapi tidak hanya memiliki imbas jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.

"Hal itu menjadi pertimbangan kami, karena tidak sekadar rumah rusak kemudian dibangun lagi, sapi yang mati diberi ganti, begitu pula pohon salak yang rusak terkena abu vulkanik. Semua itu perlu diteliti dan dipertimbangkan secara jangka panjang," katanya.

Selain mengunjungi Posko Utama Penanggulangan Bencana Merapi, menurut dia, Presiden SBY juga akan memberikan dukungan moral kepada para pengungsi di barak pengungsian. Kehadiran presiden diharapkan dapat membangkitkan semangat para pengungsi.

Ia mengatakan selama Gunung Merapi masih berada dalam status "awas", pihaknya tidak akan mencabut status tanggap darurat.

"Selama status Merapi masih "awas", ya tetap tanggap darurat. Penggunaan anggaran tetap tidak terbatas, karena masih dalam status bahaya," katanya.(*)

(U.B015/M008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010