Padang (ANTARA News) - Deputi Kedaruratan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutrisno menyatakan, penanggulangan bencana tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, sudah sesuai dengan tahapan dan prosedur yang ditentukan.

Deputi Kedaruratan BNPB menyampaikan hal itu dalam jumpa pers di Padang, Rabu, sehubungan beredar isu bahwa lambatnya penanganan bencana gempa dan tsunami Mentawai.

Hadir dalam acara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasmi, Kepala BPBD Sumbar, Harmensyah dan Kepala Dinas Prasjal dan Tarkim provinsi, Dody Ruswandi.

Menurut Sutrisno, menanggulangan bencana gempa dan tsunami Mentawai sudah sesuai dengan tahapan sebagaimana di atur dalam ketentuan sesuai dengan kewenangan BNPB dan pemerintah daerah pada masa darurat.

Ia menjelaskan, dalam Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 48 dijelaskan untuk tanggap darurat meliputi, pertama, pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya.

Jadi, tahapan pertama itu BNPB pada hari kedua pasca gempa disertai tsunami sudah melakukan assesment dengan menurunkan tim melalui jalur udara dengan mencater pesawat.

Sedangkan tahap kedua, menentukan status keadaan darurat bencana, berjalan dalam rapat dengan jajaran pemerintah tingkat provinsi dan kabupaten Mentawai, pada Selasa malam.

Selanjutnya, tahapan ketiga, penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana sudah berjalan mulai hari kedua pasca gempa dan tsunami tersebut.

Tahapan ke empat, pemenuhan kebutuhan dasar, telah dilakukan pendistribusian bantuan pada tahap awal melalui jalur di udara terhadap pengungsi di Muntei.

Selain itu, pada hari kedua upaya evakuasi sudah digerakkan, sehingga selama sepekan bisa ditemukan sebanyak 428 korban yang meninggal.

Tahapan ke lima, perlindungan terhadap kelompok rentan, telah dilakukan evakuasi korban gempa tsunami yang mengalami luka-luka, kelompok lansia dan anak-anak untuk mendapatkan perawatan.

Sementara itu, tahapan ke enam, segera pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital, upaya sudah mulai jalan pembangunan hunian sementara untuk korban bencana stunami yang rumahnya hancur dan rusak berat.

"Sistem dalam penanggulangan bencana sudah jalan sesuai tahapan, kendala yang ditemui di lapangan sudah segera diantisipasi," katanya.

Jadi, pada pendistribusian logistik ke posko dan titik pengungsian di Mentawai, terdapat kekurangan bahan bakar helicopter, segera diatasi dengan membeli, dan bantuan yang kurang segera diatasi.

Namun, tambahnya, mengenai hambatan cuaca yang buruk di perairan Mentawai, jalan keluarnya pendistribusian melalui udara.

"Setiap kendala yang menjadi hambatan, tetap segera dicari solusinya, agar penyebaran bantuan ke titik pengungsian tidak tersedat. Jika, faktor cuaca memang tak bisa diantisipasi," kata Sutrisno.(*)
(T.KR-SA/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010