Timika (ANTARA News) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan pada 2011 akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada 100 pulau kecil di kawasan Indonesia Timur.

Direktur Operasi PLN Wilayah Indonesia Timur, Vikner Sinaga saat pemaparan kepada anggota Komisi VII DPR di Hotel Rimba Papua, Timika, Kamis mengatakan guna merealisasikan rencana itu maka PLN akan meminta dukungan pendanaan dari Bank Dunia.

"Kita akan bicara dengan Bank Dunia untuk membantu pendanaan guna merealisasikan hal ini," katanya.

Menurut dia, PLN berkomitmen untuk menyediakan daya listrik dari sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, mikro hidro, batu bara, gas dan lainnya disesuaikan dengan potensi yang ada di setiap daerah.

"Kami berharap pada 2012 hingga 2013 listrik tenaga surya dan mikro hidro menjadi primadona di Indonesia Timur. Secara perlahan kita akan perbaharui dari penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ke non BBM," jelas Vikner.

Ia mengatakan, pada 2010 PLN membangun enam PLTS pada enam pulau di kawasan Indonesia Timur yakni Derawan, Bunaken, Raja Ampat, Wakatobi, Banda dan Trawangan.

Adapun di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT), PLN membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro dengan target akhir tahun 2011 tidak terdengar lagi bunyi atau suara dari pembangkit diesel yang selama ini beroperasi.


 Lampu hemat energi

Dalam pemaparan itu, Vikner juga memperkenalkan lampu super extra energi 1,8 watt produksi dalam negeri menggunakan tenaga surya yang rencananya akan dipasang pada 11 kabupaten baru di Papua yang belum memiliki jaringan PLN.

Harga satu paket plat beserta lampu tersebut hanya Rp800 ribu, namun sudah bisa menerangi rumah selama beberapa jam.

Menurut Vikner, PLN telah memasang 600 lampu super extra energi di lokasi bencana Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat. Hal serupa akan dilakukan di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat dan sekitar Gunung Merapi Yogyakarta yang membutuhkan penerangan listrik.

"Dalam kunjungan ke Tual Maluku Tenggara beberapa hari ke depan, Wakil Presiden Boediono akan meresmikan 100 persen desa di wilayah itu menggunakan energi tenaga surya dengan pemanfaatan lampu super extra energi," jelas Vikner.

Ia mengatakan, sejumlah Pemda di NTT telah mengambil kebijakan untuk mengganti semua lampu jalannnya dengan lampu hemat energi dari kapasitas daya 250 watt menjadi 30 watt sehingga kelebihan daya listrik dari penggunaan lampu jalan bisa dipakai untuk melayani penerangan rumah tangga.

"Bahkan di Pulau Sumba NTT, Pemkab setempat tidak saja mengganti lampu jalan tetapi juga tidak ada lagi kabel jaringan," tuturnya.

Vikner mengatakan, pelayanan penyambungan baru di wilayah Indonesia Timur tahun ini melampaui target yang diberikan oleh PLN Pusat dengan realisasi hingga Oktober 2010 melayani 600 ribu pelanggan.

Dari jumlah itu, PLN Wilayah Papua dan Papua Barat menargetkan tahun ini mampu melayani sekitar 70 ribu pelanggan baru.

"Tanpa lompatan yang besar di Indonesia Timur kebutuhan energi listrik tidak akan bisa teratasi," kata Vikner. (E015/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010