Magelang (ANTARA News) - Sejumlah tenda pengungsian di Lapangan Desa Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, roboh akibat tidak kuat menahan beban abu vulkanik yang mengguyur lokasi tersebut.

Menurut beberapa pengungsi di tempat pengungsian sementara (TPS) Dukun, Kamis, menyebutkan tenda roboh pada Rabu (3/11) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

Seorang pengungsi Yudi (25) dari Dusun Tanen, Desa Ngargomulyo mengatakan sejak Rabu (3/11) sore di daerah Dukun dan sekitarnya terjadi hujan abu lebat sehingga abu menumpuk di atas tenda.

"Mungkin karena beban terlalu berat maka sejumlah tenda roboh. Untung para pengungsi sudah dipindah ke gedung SD Dukun sebelum tenda tersebut roboh," katanya.

Ia mengatakan, tidak ada korban dalam peristiwa tersebut karena tenda telah dikosongkan.

Kepala Desa Dukun, Yudawaskita mengatakan, karena abu Merapi yang terlalu tebal di atas tenda ditambah guyuran air hujan mengakibatkan beban tenda cukup berat sehingga roboh.

Ia mengatakan, sebelum tenda roboh para pengungsi sudah dipindahkan ke SD Dukun, balai desa, dan sejumlah rumah warga di sekitar pengungsian. Jumlah pengungsi di TPS Lapangan Dukun sebanyak 1.318 orang dari Desa Ngargomulyo dan Dukun.

Menurut dia, sebagian pengungsi pada Kamis siang sudah dipindah ke Muntilan karena kondisi pengungsian di Lapangan Dukun tidak memungkinkan disebabkan hujan abu di daerah ini cukup tebal.

TPS Lapangan Dukun merupakan salah satu daerah yang termasuk kawasan radius 15 kilometer dari puncak Merapi sehingga berdasarkan imbauan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral harus dikosongkan menyusul puncak Merapi terjadi erupsi besar secara intensif.

Hujan abu tebal sejak Rabu, selain mengakibatkan tenda roboh, juga menyebabkan beberapa pohon ambruk dan puluhan hektare tanaman padi yang siap panen di wilayah Kecamatan Dukun roboh.

Sementara itu, akibat hujan deras yang terjadi di puncak Merapi mengakibatkan sejumlah aliran sungai yang berhulu di Merapi terlihat mengalirkan lahar dingin, antara lain di Sungai Senowo, Bebeng, dan Krasak.

Lahar dingin tersebut berupa bebatuan dan pasir terbawa arus air sungai.
(U.H018/M028/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010