"Bantuan seperti beras, sayur-mayur, dan mie instan cukup banyak yang diterima, namun tidak dapat diolah karena minimnya peralatan memasak," kata Koordinator Posko Bantuan Lumbung Derma Peduli Gempa dan Tsunami Mentawai Yoseph Sarogdog di Padang, Kamis.
Menurut dia, minimnya peralatan memasak tersebut dapat mengakibatkan sejumlah bantuan seperti sayur-mayur tidak dapat dimanfaatkan karena membusuk.
"Berdasarkan pemantauan tim di lapangan, peralatan masak memang sangat minim di dapur umum, sehingga bantuan yang telah menumpuk tidak dapat diolah menjadi bahan makanan," katanya.
Selain itu, kata Yoseph, peralatan makan berupa piring dan sendok juga masih minim sehingga para korban terpaksa makan secara bergantian dengan memanfaatkan peralatan makan yang ada.
"Kita berharap bantuan yang dikirimkan jangan hanya terfokus terhadap bahan makanan saja, tetapi peralatan makanan tersebut juga harus proporsional," tambah Yoseph.
Sementara, berdasarkan pendataan tim posko Lumbung Derma, para korban gempa dan tsunami di 14 dusun Kecamatan Pagai Selatan, Pagai Utara, dan Sekakap membutuhkan 514 set alat masak.
Kemudian, membutuhkan lebih dari 5,7 ton beras per Minggu, 514 unit tenda, 2.056 buah selimut, 1.029 buah tikar serta 24.672 liter air bersih perhari.
Dari posko Lumbung Derma sendiri, menurut Yosep, telah didistribusikan 1 ton beras, pakaian layak pakai, mie instan, air mineral, selimut tikar, dan sarung.
"Setiap hari bantuan yang telah kita terima akan disalurkan kepada korban gempa dan tsunami melalui Posko di Kecamatan Sekakap," katanya.
Hingga Kamis (4/11) Posko Lumbung Derma juga telah menghimpun bantuan uang tunai senilai Rp84 juta lebih dari berbagai donatur dan penggalangan dana oleh organisasi mahasiswa.
"Kami juga mengharapkan jika ada donatur yang akan memberikan bantuan dapat mengirimkannya ke posko Lumbung derma, Jalan Kampung Nias I Nomor 30 C, Kota Padang atau melalui rekening Bank Syariah Mandiri Nomor 15-300-17171 atas nama Lumbung Derma," kata Yoseph.(*)
(ANT-266/R010/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
