Jakarta (ANTARA News) - Posko Markas PMI Kabupaten Klaten melaporkan, lebih dari 30 ribu pengungsi di Klaten dan Sleman direlokasi, Jumat dini hari, karena mengantisipasi semburan awan panas dari puncak Merapi yang terjadi Kamis (4/11) tengah malam.

Menurut Staf Penanggulangan Bencana PMI Provinsi Jawa Tengah, Ali Masyar di Markas PMI Provinsi Jawa Tengah, Jumat pagi, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, bahwa pada Kamis tengah malam terjadi letusan dan gemuruh yang sangat besar, dan awan panas turun ke perumahan warga.

Jumat dini hari tadi, sekitar 3.000 pengungsi di Dompol, Klaten secepatnya di evakuasi ke wilayah Karangnongko yang berjarak 35 km dari puncak Merapi.

Ia menyampaikan, sebanyak 127 personil dari PMI Kabupaten Klaten ditambah 17 personil kiriman dari PMI Kota Surabaya terlibat membantu evakuasi warga, pendataan, dan pemantauan kondisi Merapi.

Pengungsi dari Dompol kini menempati lokasi aman di wilayah ibu kota kabupaten yakni di pendopo Kabupaten Klaten, dan ruang-ruang kelas di SMPN dan SMAN I Karangnongko.

Jumat pagi ini, PMI Kabupaten Klaten juga telah membuka layanan Dapur Umum di Markas PMI Kabupaten Klaten yang tak jauh dari area pengungsian warga.

Sementara itu, dilaporkan bahwa Desa Dukun dan dua lokasi pengungsian di Magelang juga direlokasi hari ini. Dari Kabupaten Boyolali, para pengungsi di Kecamatan Selo dan Cepogo juga ditarik turun ke lokasi aman di pendopo Kabupaten Boyolali, dan hingga berita ini diturunkan, hujan abu masih terus turun di Boyolali.

Dilaporkan, terjadi banjir lahar dingin di wilayah Cawas, Klaten. "Ada tiga desa yang terkena dampak banjir ini. Ketinggian air pagi ini sudah surut menjadi 75 cm. Kali Genting di Klaten juga meluap hingga setinggi 2 meter tadi malam," ujarnya.

Sementara itu, Markas PMI DI Yogyakarta melaporkan para pengungsi panik karena mendengar gemuruh yang sangat besar dari puncak Merapi, Kamis tengah malam (4/11), dan secepatnya, dua mobil operasional dan 8 personil PMI Kabupaten Sleman membantu evakuasi dan penyisiran di lokasi rawan.

"Jumat dini hari (5/11), secepatnya pengungsian di tiga kecamatan yaitu Cangkringan, Turi, dan Pakem direlokasi saat hujan abu masih turun. Sekitar 30.000 orang ditampung di area pengungsian di stadion sepakbola Maguwoharjo," ucap Staf Komunikasi PMI DI Yogyakarta, Talchah Hamid di Markas PMI Kabupaten Sleman, Jumat (5/11).

Berdasarkan data sementara, para pengungsi membutuhkan bantuan berupa masker, pakaian anak, pakaian dewasa, hygiene kit, tikar, selimut, makanan siap santap, dan air minum. Saat ini di Marguharjo, PMI membuka layanan kesehatan dan dukungan pemulihan hubungan keluarga (Restoring Family Link/RFL) untuk membantu pencarian keluarga yang terpisah saat mengungsi.

Ia mengabarkan, dirinya dan 7 personil PMI lainnya sejak tadi malam hingga Jumat pagi tadi melakukan evakuasi dan penyisiran hingga ke wilayah Kali Gendol. Hujan abu dan pasir, terus menerus turun.

"Upaya penyisiran dan pemantauan dari kami, terpaksa dihentikan mendadak karena ada luncuran awan panas lagi. Kami harus segera menyingkir dari lokasi Kali Gendol yang jaraknya hanya 10 km dari puncak Merapi," ujarnya.

Menurutnya, korban meninggal dunia tak hanya ada di wilayah Kali Gendol, dan diprediksikan beberapa korban meninggal masih ada di timur Kali Gendol, di desa Jambu.
(ANT-135/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010