Surabaya (ANTARA News) - Aktor Slamet Rahardjo dan sutradara Putu Wijaya turut berbicara dalam seminar teater untuk meramaikan Kompetisi Teater Indonesia (KTI), 6 November 2010.

"Kompetisi Teater Indonesia dihelat sejak 1 November hingga 8 November dan di sela-sela kompetisi itu ada seminar," kata ketua panitia Kompetisi Teater Indonesia, Farid Syamlan di Surabaya, Jumat.

Didampingi Humas Sasa Prasetiyadi, ia mengatakan seminar yang bertemakan "Perkembangan Teater Modern Indonesia Pasca-Rendra" itu, digelar di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur di Jalan Gentengkali, Surabaya.

"Seminar yang dipandu moderator Rachmad Giryadi itu diikuti 100-an peserta, apalagi penulis dan akademisi dari Australia, David Reeve, juga bersedia menjadi pembicara seminar itu," tuturnya.

Menurut dia, Putu Wijaya sendiri selama ini dikenal sebagai sahabat sekaligus musuh WS Rendra, karena itu dia akan banyak menceritakan pengalamannya dengan "Si Buruk Merak" itu.

"Putu mengaku belajar lima hal dari WS Rendra. Pertama, Rendra mengajarkan dirinya untuk mempertimbangkan tradisi. Kadang, tradisi ini diterima begitu saja, padahal ada yang tidak perlu," ucapnya.

Pelajaran kedua dari WS Rendra adalah berani melawan yang berarti berani melakukan interpretasi, reposisi dan sebagainya.

"Pelajaran ketiga, tidak pernah menyerah. Keempat, harus selalu ada sesuatu yang baru. Kelima, bersikap kritis," katanya menjelaskan.

Hal senada juga dilontarkan Slamet Rahardjo yang menyimpan kekaguman dan kedekatan tersendiri dengan Rendra.

"Slamet Rahardjo pernah dipilih langsung oleh WS Rendra untuk menyutradarai film Kantata Takwa. Bahkan sebelum meninggal, Slamet pernah dimarahi Rendra. Dia bilang, `kembali kepada nuranimu! Jangan sekali-sekali kamu berbohong dengan apa yang kamu yakini," ujarnya mengenang.

Sementara David Reeve adalah pengamat dan sekaligus penulis yang banyak memperkenalkan Rendra di kalangan seniman internasional, khususnya Australia.

"Tapi, ketiganya akan mengupas tentang Teater Modern Pasca-Rendra yang terkesan stagnan, berasyik-masyuk dengan dunianya sendiri, dan kesulitan menemukan pemikiran untuk melandasi kerja kreatif dalam menghidupkan teaternya," katanya menambahkan.

Malam harinya akan ada "midnight show" oleh Teater Payung Hitam (Bandung) arahan sutradara Rachman Sabur yang menampilkan repertoar "Demi Orang Orang Rangkasbitung" yang diangkat dari puisi WS Rendra.

"Pementasan berlangsung di pendopo Taman Budaya, Jalan Gentengkali, Surabaya pada Sabtu (6/11) pukul 23.00 WIB," katanya.

Kompetisi Teater Indonesia I/2010 itu diikuti 44 tim teater dari seluruh Indonesia yang mengikuti kompetisi bertajuk "Tribute to WS Rendra" di Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya pada 1-8 November.

Peserta kompetisi yang digelar Lintas Masyarakat Teater Jawa Timur (LMTJT) dan Dewan Kesenian Surabaya (DKS) itu datang dari seluruh Jawa, Sumatera, Sulawesi, NTB, NTT, Bali, dan sebagainya.
(T.E011/C004)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010