Yogyakarta (ANTARA News) - Para pengungsi letusan awan panas Gunung Merapi yang mengungsi di kawasan kampus Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta membutuhan peralatan kebersihan, makanan bayi, dan popok bayi.

Menurut seorang relawan Westhy di lokasi pengungsian, Sabtu, para pengungsi letusan awan panas Gunung Merapi yang berada di kampus Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta sekitar 80 orang yang berasal dari kawasan yang jaraknya kurang dari 20 kilometer.

"Kemarin banyak bantuan logistik yang menngalir ke kampus ini untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, namun kini stok menipis karena sudah disalurkan ke posko lain seperti di Kentungan Sleman, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah," katanya

Ia mengatakan peralatan kebersihan di tempat ini sama sekali tidak ada seperti handul, sikat gigit, pasta gigi, sampo, dan sabun," katanya.

Dia mengatakan para pengungsi datang ke lokasi ini kemarin siang yang berasal dari Dusun Turen, Sadonoharjo, dan Ngaglik, kabupaten Sleman. Pengungsi yang berada di lakosi ini ada lansia, anak-anak, dan balita.

Seorang pengungsi Nyoto (32) mengatakan rumahnya di Sardonoharjo Ngaglik sebenarnya relatif aman dari erupsi awan panas Gunung Merapi namun karena takut terkena awan panas terpaksa mengungsi.

"Kami sebenarnya sudah mengungsi di salah satu rumah di Nglempongsari karena disuruh datang ke tempat ini maka saya `manut` (patuh) saja, tapi saya tetap waswas dengan keadaan rumah, meskipun sudah dijaga polisi. Kemungkinan, saya akan mengecek rumah," katanya.

Ia mengaku bencana ini merupakan suatu cobaan sehingga harus dihadapi dengan tabah."Kami hanya berdoa semoga bencana Gunung Merapi cepat selesai," katanya.(*) (L.B015*E013/H010/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010