Jakarta (ANTARA News) - Megawati Institute menilai motivasi utama kunjungan Presiden AS Barack Obama adalah karena posisi strategis sosial budaya Indonesia dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, sehingga hal itu harus diimbangi dengan memperkuat posisi strategis politik dan ekonomi Indonesia.

"Indonesia dan AS harus dapat menjadi mitra dalam usaha perdamaian peradaban secara menyeluruh. Kita harus menyambut baik kedatangan Presiden Obama sebagai wujud pertemanan Indonesia dan Amerika," kata Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta alam siaran pers Megawati Institute yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Namun, kata Arif Budimanta , pertemanan itu harus didasarkan pada lebih dari sekadar komposisi masyarakat Indonesia saja, namun turut melibatkan pengakuan dan dukungan Amerika terhadap peran penting Indonesia dalam bidang politik dan ekonomi global.

Selain sebagai negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, katanya, Indonesia saat ini juga turut dikenal sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan salah satu anggota G-20.

"Ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah selayaknya dipandang oleh AS bukan dari kacamata sosial budaya belaka tapi juga dari kac amata politik dan ekonomi internasional," katanya.

Oleh karena itu, menurut Megawati Institute, sudah sewajarnya Indonesia memperoleh peran lebih strategis dan kekuatan yang lebih besar di organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Indonesia dapat menjadi obor yang mewakili negara berkembang, atau negara dunia ketiga, untuk menunjukkan kepada para negara maju bahwa segala permasalahan global hanya dapat diatasi bila kita semua berada pada posisi yang sejajar. Masak peradaban dan intelektualitas manusia yang sudah begitu tingi masih bergantung pada hukum rimba? Yang hanya mengakui kekuatan otot dan ada pembagian strata," kata Arif Budimanta.

Permasalahan global yang dimaksud itu, katanya, seperti kemiskinan, lingkungan, dan keseimbangan kekuatan, yang kesemuanya seringkali berakar pada benturan peradaban akibat adanya pemikiran dan sikap inferior-superior beberapa pihak.
(A041/A011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010