Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu malam di Kantor Kepresidenan, Jakarta, menyimak laporan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif tentang kondisi terkini letusan Gunung Merapi.

Presiden mendengarkan laporan dari BNPB secara teleconference, dalam suatu rapat dihadiri Wakil Presiden Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Panglima TNI Agus Suhartono dan Kapolri Timur Pradopo.

Presiden juga mendengarkan laporan dari Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono.

"Lebih kepada keinginan Presiden untuk mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana prediksi ke depan tentang Gunung Merapi ini. Jadi tentang kondisi Gunung Merapi sendiri saat sekarang yang meskipun intensitasnya sudah menurun, letusan sudah berkurang, erupsi awan panas juga berkurang, tapi status masih tinggi karena energinya masih banyak, kata Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

Dengan demikian, lanjut dia, status Merapi masih tetap awas namun segala persiapan dan langkah-langkah antisipasi sudah dilakukan dengan baik.

Agung mengatakan energi merapi saat ini masih sangat tinggi sekitar separuhnya, namun pemerintah belum merencanakan relokasi penduduk secara besar-besaran dan masih berkonsentrasi pada penanganan tanggap darurat.

Saat ini, lanjut dia, pemerintah fokus pada mengelola kehidupan pengungsi yang mencapai 370 ribu orang sehingga mereka terhindar dari kebosanan dan tetap patuh pada imbauan pemerintan agar tidak kembali ke rumah masing-masing.

"Jadi kami tadi banyak mendengarkan laporan dari Kepala BNPB maupun kepala Vulkanologi. Pak Presiden sangat teliti mendengarkan hal demi hal tentang langkah-langkah ke depan yang akan dilakukan. Itu yang memakan waktu dalam rapat sore hari ini," ujar Agung.

Dalam rapat berlangsung selama tiga jam itu, lanjut dia, Presiden Yudhoyono belum bisa memutuskan apakah akan menghadiri KTT G20 yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan, pada 11-12 November 2010.

"Kalaupun dia tidak ke luar negeri tetap akan di sini sebab sistem sudah berjalan. Namun demikian, pemantauan langsung beliau tentu sangat `concern` dalam hal ini. Andaikata beliau tidak keluar negeri, beliau sangat memperhatikan kondisi Gunung Merapi, tetap di Jakarta," jelas Agung.

Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Yudhoyono baru memutuskan pada Kamis pagi apakah akan menghadiri pertemuan G20 bergantung pada perkembangan kondisi Gunung Merapi.

Menurut Julian, Presiden akan memutuskan setelah acara penganugerahan tanda jasa pahlawan pada Kamis pagi.

(T.D013/R010/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010