Jakarta (ANTARA News) - PT Telkom Tbk merevisi belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2010 menjadi sekitar 1,5 miliar dolar AS, dari yang dianggarkan sebelumnya sebesar 2 miliar dolar AS.

"Kami merevisi capex karena berhasil melakukan efisiensi dalam operasional perseroan," kata Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno di Jakarta, Rabu.

Menurut Sudiro, terjadi efisiensi sekitar 5 miliar dolar AS karena komponen infrastruktur sudah semakin murah.

Ia menjelaskan, efisiensi dilakukan terhadap program-program yang dinilai tidak perlu dilakukan.

Meski begitu, Sudiro menuturkan, karena capex merupakan anggaran tahun berjalan maka terjadi penghematan.

"Selisih dari angka revisi tersebut tidak ke mana-mana karena masih dalam rencana" tegasnya.

Ia menambahkan, sejalan dengan perkembangan teknologi harga piranti asal China, semakin murah.

"Vendor asal China memberikan harga penawaran yang lebih murah. Ini kami pandang mendorong penurunan belanja modal," tegasnya.

Disebutkannya, di tengah situasi persaingan industri yang semakin ketat penghematan merupakan salah satu solusi.

Dana capex Telkom, sebesar 60 persen untuk mengembangkan layanan seluler anak usaha Telkomsel, 30 persen untuk Telkom, sedangkan sisanya sebesar 5-10 persen untuk keperluan pembiayaan anak usaha lainnya.

"Pendanaan capex akan diperoleh dari internal dan eksternal perusahaan," ujar Sudiro.

Ia menjelaskan, revisi belanja modal perseroan itu hanya revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) biasa.

Pada saat yang sama, Telkom juga merevisi pertumbuhan pendapatan menjadi lima persen dari sebelumnya sembilan persen.

"Pendapatan kami hanya tumbuh pada "mid one digit" berkisar 5-6 persen," katanya.

Menurut dia, penurunan target pendapatan dipengaruhi merosotnya raihan dari layanan seluler.

"Pendapatan seluler Telkomsel, diharapkan berkisar 9-11 persen, namun tampaknya sulit dipenuhi." ujarnya.

Penurunan pendapatan Telkomsel, terjadi ketika menurunkan tarif SMS, untuk mengimbangi kompetitor.

"Kami kehilangan waktu dua sampai tiga bulan pada awal 2010," tegasnya. (R017/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010