Tokyo (ANTARA News) - Dolar AS bertahan stabil dekat tingkat tertinggi satu bulan terhadap yen di Asia pada Kamis, karena investor mencari perdagangan baru menjelang perundingan KTT G20, kata analis.

Dolar dikutip 82,16 yen dalam perdagangan pagi Tokyo, dibandingkan dengan 82,28 yen di New York akhir Rabu, di dekat level tertinggi sejak pertengahan Oktober, sebagaimana dikutip dari AFP.

Greenback mengambil nafas terlebih dahulu terhadap euro, dengan mata uang tunggal Eropa naik tipis menjadi 1,3799 dolar dari 1,3781. Euro jatuh menjadi 113,37 yen dari 113,47.

Dolar menguat didukung hasil yang lebih tinggi pada obligasi AS, karena kekhawatiran atas utang zona euro meningkatkan status "safe haven" dolar.

Tapi investor sekarang "mencari perdagangan baru" setelah langkah-langkah pelonggaran moneter yang sangat baru-baru ini diumumkan di Amerika Amerika dan Jepang, kata analis pasar Mizuho Corporate Bank, Daisuke Karakama.

"Mereka ingin perdagangan yang terkait berita zona euro tapi belum cukup kuat untuk mendorong penjualan euro," katanya.

Investor mempertimbangkan pertemuan kunci dari para pemimpin Kelompok 20 yang berusaha untuk mengurangi ketegangan atas ketidakseimbangan perdagangan dan arus masuk uang panas ke negara berkembang dalam upaya menjaga pemulihan ekonomi global.

Pertemuan dua hari dimulai di Seoul Kamis, dengan negara-negara berkembang mencari untuk melindungi ekonomi mereka dari aliran modal yang mengancam pertumbuhan dengan mengirimkan mata uang mereka melonjak dan ekspor mereka terpincang-pincang.

Rencana terakhir Federal Reserve untuk merangsang ekonomi AS dengan membeli obligasi telah lebih jauh mengancam memotong dolar.

Namun, "kami akan mengantisipasi bahwa setiap pernyataan G20 tentang mata uang akan menunjukkan perjanjian langkah ke arah pasar yang lebih ditentukan nilai tukar," kata John Kyriakopoulos dari National Australia Bank.

"Risikonya adalah investor lebih khawatir tentang potensi kenaikan proteksionisme dan kontrol atas arus modal."

Sebelum berangkat ke Seoul, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan G20 negara-negara maju dan berkembang berbagi pandangan bahwa volatilitas di pasar mata uang adalah "tidak baik", menurut kantor berita Kyodo.

Dolar telah melemah dalam beberapa pekan terakhir menyusul langkah Federal Reserve AS awal bulan ini untuk memacu pemulihan ekonomi.

Penyiasat mata uang Credit Suisse Koji Fukaya mengatakan dalam catatan bahwa " pembelian kembali dolar sudah dimulai sebagai awal yang diharapkan, atau bahkan sedikit lebih awal dari yang diharapkan,

karena laporan pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan dan faktor jual untuk mata uang saingan euro."

Departemen Tenaga Kerja melaporkan Rabu bahwa klaim baru untuk tunjangan pengangguran AS turun tajam pekan lalu menjadi 435.000.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010