Jakarta (ANTARA) - Tokoh muda Papua Septinus George Saa meminta pemerintah supaya lebih jeli melihat kerja-kerja anak muda yang hari ini bekerja memajukan Indonesia dari akar rumput.

"Tetap semangat untuk berkreasi, berinovasi dan tantangan-tantangan yang dihadapi adalah bagian dari dan proses untuk mencapai hasil lebih baik. Mohon pemerintah supaya lebih jeli melihat kerja-kerja anak-anak muda yang hari ini bekerja memajukan Indonesia dari akar rumput," kata George dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) "Edisi Tangguh tanpa Mengeluh" yang digelar secara daring dan diikuti dari Jakarta, Rabu.

Menurut dia, pemerintah perlu memberi kesempatan kepada mereka untuk menjadi mitra, sehingga dapat bekerja dari lingkup kecil, lalu menyebar ke seluruh Indonesia. Ia juga berharap agar anak-anak muda tersebut dijadikan sebagai inspirasi untuk anak-anak bangsa lainnya.

Pemenang First Step to Nobel Prize in Physics 2004 itu mengatakan saat ini dirinya fokus menjalankan sebuah pusat penelitian dan pengembangan teknik serta membuat tempat pelatihan vokasi di Timika, Papua. Itu karena dirinya melihat angka pengangguran tinggi di daerah itu dan menjadi masalah.

Kategori usia yang mengalami itu, katanya, 30 tahun, bahkan lebih, dan rata-rata banyak berasal dari daerah konflik, di mana mereka tidak dapat menyelesaikan pendidikan SMP. Bahkan banyak dari mereka yang masih tidak bisa baca tulis, kata George yang menyelesaikan S1-nya untuk jurusan aerospace engineering di Florida Institute of Technology pada 2009 tersebut.

"Saya ingin memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat dilatih keterampilan tertentu sehingga mereka dapat mencari penghidupan buat mereka. Karena memang di Papua ini kondisinya saya lihat banyak program pemerintah kirim anak-anak bersekolah dan berprestasi di mana-mana, namun ada bagian yang belum tersentuh sama sekali, tapi mereka ingin berusaha sendiri," ujar dia.

Selain itu, George juga mengaku sedang mengedukasi Bahasa inggris untuk generasi paruh baya di Papua, bukan agar mereka dapat keluar negeri, tapi agar bisa mengubah nasib satu generasi.

"Kalau dia sudah paruh baya mau belajar, maka mereka bisa memotivasi anak-anak muda Papua dan seluruh Indonesia untuk mau belajar di kehidupan mereka. Kita sebagai orang dewasa harus beri banyak contoh untuk anak muda. 'Our life should be the message. Walk the talk'," ujar penemu George Saa Formula itu yang menjelaskan agar setiap orang harus menjalani apa yang sudah diucapkannya.

Dalam setiap saat, kata George, dirinya ingin menjadi sumber inspirasi itu, lebih merangkul anak-anak muda di Papua. "Saya tidak jangkau banyak orang, hanya di sekitar saya, tapi efeknya bisa driven sangat banyak," katanya.

Menurut sosok muda kelahiran Manokwari, 22 September 1986 itu, setiap kali merayakan kemerdekaan, dia melihat perkembangan perjalanan bangsa, jangan lupa itu terjadi karena anak-anak muda yang waktu itu sangat "radikal" untuk memaksa Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

"Jadi potensi besar ada di kaum muda. Saya hanya berpesan masih minim pemerintah punya jejaring ke anak-anak muda yang benar-benar bekerja untuk memajukan Indonesia dari akar rumput," kata George yang menyelesaikan S2-nya di bidang teknik material Universitas Birmingham, Inggris, ini.

"Kemerdekaan di 76 tahun ini saya tidak bisa katakan banyak hal. Yang saya bisa katakan bahwa bangsa ini akan maju jika kita tekun dan tetap bekerja dalam kesenyapan untuk memajukan sebuah bangsa yang besar. Banyak kendala, tantangan, kurang dukungan, tapi kita tetap jalan," kata George, menegaskan.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021