Jakarta (ANTARA News) - Dari posisi barunya yang prestisius sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati kembali melancarkan tusukan berikutnya kepada musuh-musuh lamanya, tanpa menyebutkan nama musuh-musuhnya itu, demikian The Jakarta Globe dalam edisi 11 November 2011.

"Korupsi jalin menjalin dengan politik, dan ada serangan kasar terhadap mereka yang memerangi korupsi," kata Sri pada Konferensi Internasional Antikorupsi ke-14 di Bangkok, Rabu pekan lalu.

Komentar Sri Mulyani ini, demikian Jakarta Globe dalam lamannya, bersinggungan dengan komentar serupa darinya bulan Mei lalu, ketika dia menuduh kekuatan tertentu tengah membajak reformasi ekonomi di Indonesia.

Komenter ini, menurut harian Indonesia berbahasa Inggris tersebut, diyakini tertuju langsung kepada juragan bisnis dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang dianggap menentang banyak kebijakan reformis yang dipromosikan Sri Mulyani.

Setelah meninggalkan posnya sebagai menteri keuangan menyusul rekomendasi Pansus DPR bahwa keputuannya mengalirkan dana talangan (bailout) ke Bank Century sebesar Rp6,7 triliun sebagai ilegal, Sri Mulyani tampil seolah menikmati ruang lebih lapang di Bank Dunia dengan tanpa ragu menunjuk (korupsi di) Indonesia.

"Kadang-kadang korupsi datang dalam bentuk obat-obatan palsu, sehingga orang tidak bisa sembuh atau meninggal," kata Sri.

"Kadang korupsi menyembul dari bangunan yang ambruk akibat bencana alam, karena kualitas pengawas yang mengutip bayaran dari kontraktor pembangunan untuk pemalsuan (dokumen) pemeriksaan. Korupsi bisa membunuh.”

Sri mengungkapkan sejumlah keberhasilan Bank Dunia di bawah kepemimpinannya, diantaranya mencabut izin usaha Macmillan selama enam tahun karena perusahaan ini menyogok untuk mendapatkan kontrak Bank Dunia di Afrika.

Meskipun mengaku memiliki cukup alasan untuk meragukan komitmen pemerintah Indonesia dalam memerangi korupsi, Sri tetap optimistis bahwa kemajuan telah dicapai Indonesia sejak 15 tahun lalu manakala kampanye antikorupsi semakin gencar.

Korupsi, kata Sri Mulyani, tidak bisa lagi diabaikan oleh para politisi Indonesia. "Dan KPK, komisi antikorupsi kami, telah mencapai kemajuan yang besar, di tengah kesulitan-kesulitan yang dihadapinya,” sambung Sri.

Sejumlah pihak berspekulasi, dengan terus berkomentar soal korupsi dan politik di Indonesia, Sri berencana turun ke gelanggang politik pada Pilpres 2014.

Mengenai hal ini, dia menjawab, "Saat ini saya hanya berkonsentrasi pada tugas saya di Bank Dunia."

"Tentu saja, Bank Dunia memiliki banyak proyek di Indonesia, seperti halnya di negeri-negeri lainnya, dan itu dapat membantu Indonesia mencapai tujuan-tujuan pembangunan nasionalnya," demikian Sri Mulyani seperti dikutip The Jakarta Globe. (*)

Jakarta Globe/AR09

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010