Washington (ANTARA News) - China sedang mengikuti praktik-praktik ekonomi "sangat diskriminatif" yang mendukung perdagangan domestik atas impor dari luar negeri, upaya yang merugikan ekonomi Amerika Serikat, sebuah komisi melaporkan kepada Kongres Amerika, Rabu (Kamis WIB).

"Di bawah kedok membantu perkembangan "inovasi pribumi" dalam perekonomiannya, pemerintah China tampaknya bertekad untuk mengecualikan orang asing dari penawaran kontrak pemerintah di tingkat pusat, provinsi, dan lokal," kata Dan Slane, ketua Komisi Ekonomi AS-China dan Kajian Keamanan.

Memperingatkan Beijing gagal untuk memenuhi janji yang dibuat pada 2001 setelah bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Slane mengatakan pemerintah China "cukup sederhana bermaksud untuk membatasi dengan sebuah dinding mayoritas ekonominya dari kompetisi internasional."

Tujuan utama dari upaya "inovasi pribumi ", tambah komisi, adalah untuk mengurangi ketergantungan China pada teknologi asing dalam sebuah langkah yang terlihat signifikan dalam pencurian kekayaan intelektual dari perusahaan-perusahaan AS.

Garis pedoman Beijing dalam mendorong ini, menurut laporan Kamar Dagang yang dikutip oleh komisi, memberikan "cetak biru untuk pencurian teknologi pada skala dunia yang tidak pernah terlihat sebelumnya."

China meluncurkan kampanye "inovasi pribumi"-nya pada 2006, secara resmi untuk mendorong pengembangan teknologi dalam negeri dan dengan demikian mengurangi ketergantungan pada asing.

Ketegangan berkobar setelah Beijing mengeluarkan aturan akhir tahun lalu di bawah kampanye inovasi yang secara luas dilihat oleh perusahaan asing sebagai meremas mereka keluar dari pasar pengadaan pemerintah multi-miliar dolar.

Namun, Kementerian Perdagangan China telah membantah tuduhan AS bahwa pihaknya memaksa perusahaan asing untuk menerima sampai di tangan teknologi ke rival-rival China sebagai sebuah harga masuk ke pasar besarnya. Seorang pejabat kementerian mengatakan kepada AFP pada Juli bahwa kebijakan yang ada sesuai dengan aturan WTO.
(Uu.A026/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010