Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sudah mengolah tujuh ton sampah organik dan lebih dari lima ton sampah non organik di pengungsian korban gunung Merapi di Yogyakarta.

"KLH dengan mitra lokal sudah mengolah sampah di lokasi pengungsian di Stadion Maguwoharjo," kata Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, Jumat.

Sejak terjadi meletusnya gunung Merapi KLH telah menurunkan tim dan memberi bantuan berupa uang dan salah satunya pengelolaan sampah.

Lokasi pengungsian yang dihuni ribuan warga menimbulkan tumpukan sampah yang menggunung dan mengganggu lingkungan jika tidak dikelola akan mengundang lalat.

Dia menambahkan sampah-sampah di lokasi pengungsian tersebut perlu diolah karena jika dibiarkan akan menimbulkan penyakit dan mengganggu kesehatan para pengungsi.

MenLH mengatakan, ke depan memungkinkan untuk membuat Prosedur Operasional Standar (SOP) penanganan sampah dalam masa tanggap darurat.

Asisten Deputi bidang Limbah Domestik, R Sudirman mengatakan, sampah organik bisa diolah menjadi makanan ternak dan hal ini masih dalam tahap penelitian.

"Kita sudah kerjasama dengan perguruan tinggi setempat dan saat ini dalam tahap penelitian untuk mengolah sampah-sampah di pengungsian menjadi makanan ternak," ujarnya.

Pengolahan sampah terutama sampah organik dilakukan dengan sistem cacah dengan menggunakan alat bernama cruiser.

Diperkirakan setiap harinya lokasi pengungsian di Stadion Maguwoharjo dan Gedung Youth Center menghasilkan tumpukan sampah hingga 1,5 ton.

Sampah tersebut berupa sisa makanan para pengungsi maupun makanan yang berlebih karena banyaknya sumbangan bantuan makanan dari masyarakat.(*)
(T.D016/J006/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010