Jakarta (ANTARA News) - PSSI diminta lebih terbuka dan kooperatif kepada media sehingga mampu memosisikan media sebagai partner kerja, bukan sebagai lembaga yang harus dihindari.

"Keterbukaan itu tidak hanya di level PSSI tetapi juga sampai ke jajaran klub. Pertemuan rutin atau forum diskusi harus diadakan agar tercipta keterbukaan di PSSI," kata Ballian Siregar, pemimpin acara diskusi dalam workshop media PSSI dengan tajuk "Peranan Media Dalam Pembangunan Sepak Bola" dikutip dari Humas PSSI, Minggu.

Acara diskusi sendiri berlangsung di Cisarua Bogor, 18-20 November 2010, yang diikuti 37 wartawan dari media nasional di Indonesia.

Catatan lainnya, PSSI diminta mengembangkan sikap saling menghargai. "Jika ada sikap saling menghargai antara kedua instansi, maka media dapat memaksimalkan peranannya dalam pembangunan sepak bola nasional," katanya.

Sebagai rekomendasi terakhir, perlu adanya pemaksimalan fungsi humas PSSI dalam segala hal, terutama terkait data mengenai PSSI, termasuk timnas dan yang lainnya.

Humas harus jadi fasilitator untuk menjembatani pihak-pihak narasumber dengan media.

Sebelumnya, Deputy Sekjen PSSI Bidang Media, Marketing & IT, Syauqi Soeratno, mengatakan bahwa PSSI sangat terbuka dengan kritik demi memajukan industri sepak bola.

Ia menambahkan, rekomendasi para wartawan menjadi bahan masukan berharga bagi institusinya karena wartawan atau media massa merupakan salah satu elemen penting dalam industri sepak bola.

"Kami sangat terbuka dengan kritik. Rekomendasi yang akan rekan-rekan berikan tentunya sangat berharga demi kemajuan industri sepak bola Indonesia," kata Syauqi yang juga Sekretaris Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) PSSI.
(T.T009/R014/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010