"Untuk monorail, investor akan dicari yang baru karena yang lama sudah menyerahkan kepada Pemprov DKI," ujarnya dalam sosialisasi kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Menurut dia, investor lama terkendala dalam pembiayaan proyek tersebut dan mengundurkan diri, sehingga menyebabkan pembangunan monorail sejak 2004 menjadi terbengkalai.
"Memang investor waktu itu optimis dengan komitmen pembiayaan, tapi karena faktor krisis global, bank yang tadinya mendukung, menarik diri. Itu kan bisa saja terjadi di pasar," ujarnya.
Ia mengatakan dalam pengadaan proyek, pemerintah akan lebih selektif investor baru untuk moda transportasi ini yang diperkirakan berbiaya 500 juta dolar AS atau Rp5 triliun.
"Banyak, selalu banyak yang minat. Tapi kan kita harus melakukan, agar tidak terulang kembali seperti yang lalu. Nanti jangan-jangan kita sudah teken kontrak, ternyata investornya tidak mampu. Tapi kita harus selektif dalam mencari mitra swasta," ujarnya.
Ia menjelaskan Monorail merupakan salah satu dari 11 program pemerintah yang ditawarkan sebagai program Kemitraan Pemerintah dan Swasta (PPP).
Menurut dia, saat ini banyak investor yang berminat kepada pembangunan proyek infrastruktur tersebut, seperti investor dari Korea, Jepang, Malaysia dan negara-negara Eropa.
"Jadi banyak grup dari beberapa negara, misal dari Korea, Jepang, Eropa, dan Malaysia, itu banyak sekali tapi proses PPP (Public Private Partnership) kita kan melalui pelelangan. Jadi kita tidak bisa mengikat dari satu grup atau satu negara. Proyek PPP ini harus melalui pelelangan," ujarnya.
Ia melanjutkan, pemerintah akan menawarkan pembiayaan sekitar 11 proyek pada 2011 kepada para investor karena terlalu memberatkan apabila ditanggung oleh APBN dan saat ini sedang dilaksanakan studi mengenai kelayakan pembangunan proyek itu.
Proyek pembangunan infrastruktur yang ditawarkan antara lain pembangkit listrik tenaga batubara di Jawa Tengah, proyek kereta api di Kalimantan Tengah, pelabuhan kapal pesiar di Bali, proyek kereta api bandara Soekarno Hatta, monorail selain pembangunan jalan tol.
"Nilai masing-masing proyek tersebut bervariasi, ada yang 1 miliar, 1,5 miliar, ada yang puluhan juta dolar juga. Jadi bervariasi. Masalahnya proyek-proyek itu masih dalam proses penyelesaian studi dan dokumen tender. Jadi nilainya masih perkiraan semua," ujarnya.
(S034/B012/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010