Jakarta (ANTARA News) - Facebook memiliki pengaruh dalam hubungan asmara anak-anak muda. Majalah Seventeen merilis hasil penelitian yang menggambarkan hubungan antara jejaring sosial itu dengan percintaan.

"Remaja sangat sosial, dan Facebook memegang peran besar dalam kehidupan cinta mereka," kata Ann Shoket, pemimpin redaksi majalah Seventeen, seperti dikutip Mashable.

Penelitian itu melibatkan 10.000 laki-laki dan perempuan berusia 16 hingga 21 tahun yang mengikuti jajak pendapat.

Hasilnya menunjukkan, dalam seminggu pertemuan dengan orang baru, 79 persen orang mengkliknya sebagai teman. Dan, setelah menambahkan seorang teman baru, 60 persen orang melacak profil orang yang mereka sukai sehari sekali. Sebanyak 40 persen mengecek calon pacar mereka beberapa kali sehari.

Bahkan, bertolak belakang dengan kepercayaan bahwa jejaring sosial mengganggu komunikasi interpersonal, 72 persen mengatakan berbicara dengan seseorang secara online membuat anda dekat dengan mereka dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan jajak pendapat Seventeen, 10 persen orang dicampakkan melalui facebook. Sebanyak 10 persen mengubah status hubungan mereka menjadi "single" untuk memutus pacar mereka.

Laporan itu juga menggambarkan "penderitaan" Facebook setelah pengguna putus cinta. Sebanyak 27 persen orang mengubah koneksi mereka dengan mantan setelah putus cinta dengan memblokir, menyembunyikan News Feed mantan atau tidak berteman.

Yang mengejutkan, 73 persen responden tetap berteman dengan mantan di Facebook.

Penelitian itu juga menunjukkan, perempuan lebih menghakimi. Sebanyak 43 persen perempuan akan memutuskan tidak mengencani seseorang berdasarkan profil Facebook mereka, dibandingkan dengan 33 persen laki-laki.

Kaum Adam juga cenderung lebih menutup status hubungan mereka. Sebanyak 17 persen laki-laki tidak membagi status hubungan mereka, dibandingkan dengan 12 persen perempuan.

Kaum Hawa berpikir mengubah status hubungan mereka itu menarik. Sebanyak 50 persen perempuan memperoleh keluhan karena perubahan status itu, sepertiga laki-laki setuju, 24 persen laki-laki menganggap itu tidak perlu, dibandingkan dengan 17 persen perempuan.

(ENY/S026)

Penerjemah:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010