Boyolali (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, akan membagikan jatah hidup (jadup) bagi warga lereng Gunung Merapi, setelah usai dilakukan pendataan.

Asisten III Bidang Kesra Setda Boyolali yang juga Koordinator Penanggulangan Bencana, Syamsudin, di Boyolali, Selasa, mengatakan, pemkab melalui kantor Kesatuan Bangsa perlindungan Masyarakat (Kesbanglimas) sedang melakukan pendataan warga terkait bencana Merapi.

"Jadup dibagikan kepada warga usai pendataan pascaletusan Merapi," katanya.

Menurut Syamsudin, yang dilakukan pemkab saat ini membagikan bantuan tanggap darurat, bukan jadup. Bantuan tanggap darurat merupa logistik dan kebutuhan lainnya dalam pengungsian terus dilakukan.

"Yang terpenting saat ini, bagaimana warga dapat melangsungkan kehidupannya terkait bencana Merapi," katanya.

Mekanisme pembagian jadup warga lereng Merapi, katanya, sudah diatur dalam drafnya. jadup akan dibagikan setelah warga diizinkan pulang dari pengungsian.

Menurut dia, Jadup dibagikan kepada warga yang masuk radius lima Km Gunung Merapi dengan perincian jatah untuk enam bulan ke depan.

Warga yang bermukim diradius lima hingga 10 Km akan mendapatkan jatah Jadup selama empat bulan, sedangkan radius 10 hingga 20 Km akan mendapat jatah Jadup selama tiga bulan ke depan.

Ia menjelaskan, Jadup setiap jiwa akan mendapatkan sebesar 0,4 kg berat/orang/hari dan uang laut pauk Rp4.500/orang/hari.

"Kebanglimas saat ini sedang melakukan pendataan. Mekanisme lapangan yang mengatur Kesbanglimas," katanya.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Pembangunan Lintas (Bakorlin) Wilayah II Jateng yang meliputi Surakarta dan Kedu, Achmad Antono, pemerintah saat ini, sedang merumuskan cara pembagian Jadup untuk warga yang terkena musibah bencana Merapi.

Karena, kata Antono, bukan hanya Jadup saja yang mendapat perhatian pemerintah, tetapi juga pembangunan sarana sarana lain.

Menurut dia, perbaikan sarana sarana yang rusak, baik pembangunan rumah sementara, dan juga cara memperbaiki lahan warga agar dapat ditanami kembali.

"Hal itu, secara teknis akan dilakukan dinas masing-masing untuk ditindaklanjuti," Antono.

Sementara warga yang masih bertahan di tempat pengungsi di Boyolali, hingga Selasa ini, h sekitar 6.036 jiwa. Pengungsi itu, antara lain 1.900 jiwa menempati Boyolali Kota, 300 jiwa warga Dusun Sepi, Jrakah, mengungsi di Kantor Kecamatan Selo.

Selain itu, warga Tlogolele, sebanyak 2.055 jiwa juga masih bertahan di Sawangan, Magelang, sedangkan 1.783 jiwa asal Desa Klakah mengungsi di Desa Wonolela, Sawangan, Magelang.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010