Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengatakan bahwa ASEAN Regional Forum (ARF) belum cukup maju untuk menghadapi situasi memanas di semenanjung Korea.

Menlu menyatakan pandangannya menanggapi hal tersebut dalam acara dialog kebijakan luar negeri bertemakan "Peran Indonesia dalam ASEAN dan Dunia" di Jakarta, Jumat.

"ASEAN sudah memiliki ARF selama beberapa tahun, tetapi forum tersebut masih belum cukup maju untuk menghadapi situasi semacam ini," kata Menlu, menambahkan forum politik dan keamanan tersebut diantaranya berfungsi sebagai diskusi pencegahan konflik dan penyelesaian konflik.

Ia menyatakan bahwa ada dua forum prinsipil yang efektif guna meredakan ketegangan di semenanjung Korea, yaitu Pembicaraan Enam Pihak dan Dewan Keamanan PBB.

"Kedua forum itulah yang seharusnya menunjukkan relevansinya," kata Menlu.

Marty berkomentar dengan adanya beberapa proses pembicaraan dan forum, seperti Pembicaraan Enam Pihak, akan memberikan semacam penahanan diri supaya situasi tidak memburuk.

"Saya pikir negara di dalam kawasan harus memastikan tersedianya ruang yang cukup untuk memikirkan pilihan yang ada dengan tenang dan, tentunya, DK PBB harus memberi suara mengenai hal tersebut," tungkasnya.

Korea Utara pada Selasa (23/11) menembakkan artileri ke pulau Yeonpyeong yang berbatasan dengan Korea Selatan, menimbulkan korban dan memicu baku tembak dengan pasukan Korsel.

Penembakan tersebut menyebabkan kematian empat warga Korsel, diantaranya dua anggota marinir dan dua nelayan serta 19 orang terluka.

Penembakan itu terjadi setelah Korut mengungkapkan tentang kegiatan program pengayaan uraniumnya yang telah berjalan -- tahap kedua untuk membuat senjata nuklir -- yang menimbulkan kecemasan serius bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Menlu Marty berkomentar bahwa kejadian ini mengingatkan dalam zaman baru dengan tantangan keamanan trans-nasional, seperti perubahan iklim, keamanan pangan, keamanan energi, dan keamanan air bersih, ancaman tradisional masih relevan, bahkan dalam kawasan Asia Timur.

"Kami berharap situasi dapat dikendalikan dan tidak terjadi eskalasi lanjutan serta konflik terbuka," katanya.

Dialog kebijakan luar negeri RI itu diadakan untuk menjelaskan kesiapan kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN pada 2011.(*)
(T.KR-IFB/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010