Bogor (ANTARA News) - Unit usaha syariah Bank Permata mencatat pertumbuhan laba bersih yang signifikan sebesar 46 persen dari Rp52 miliar pada September 2009 menjadi Rp75 miliar pada September 2010.

Pertumbuhan itu disampaikan Direktur Wholesale Banking Bank Permata Roy Arman Arfandy di sela-sela lokakarya jurnalistik bertema "E-Banking: Innovative Tecnology, Competitive Dynamic" di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Karena itu, kata dia, dengan perkembangan kinerja yang menggembirakan, unit usaha syariah Bank Permata secara terus menerus diperkuat dengan memanfaatkan jaringan dan infrastruktur bank tersebut.

Terkait dengan pencapaian itu, ia mengatakan bahwa kinerja yang menggembirakan itu menggarisbawahi kekuatan dari model perbankan dan jaringan Bank Permata serta mencerminkan kesinambungan atas usaha untuk senantiasa meningkatkan kemampuan dan infrastruktur.

Dikemukakannya bahwa Bank Permata terus mengoptimalkan dan memperluas jaringan cabangnya pada2010 dengan melakukan relokasi, membuka cabang dan ATM baru yang memungkinkan untuk melakukan penetrasi dan jangkauan yang lebih luas, serta meningkatkan layanan nasabah secara lebih baik.

Saat ini, kata dia, bank tersebut memiliki 275 kantor cabang konvensional termasuk di dalamnya kantor cabang syariah dengan 610 ATM di 55 kota seluruh Indonesia.

Ia menambahkan, sepanjang sembilan bulan 2010, Bank Permata juga memenangi sejumlah penghargaan di antaranya "The Best National Bank 2010", "The Most Profitable and The Most Efficient Syariah Unit 2009", bank terbaik untuk "cash management" di Indonesia 2010 dari "Asian Bankers" dan peringkat pertama dalam "Call Center Award 2010" untuk "service excellence".

Sementara itu, selama lokakarya dua hari (26-27/11), para jurnalis mendapatkan materi mengenai perbankan elektronis.

Dua narasumber dari bank itu, yakni Head E-Channel Anton Hermawan dan Head Transaction Banking Rudy Tandjung, mengulas mengenai hal ikhwal perlunya solusi perbankan elektronis sebagai keniscayaan masa depan nasabah bertransaksi, baik yang retail maupun korporasi.

Sementara itu, di bagian akhir lokakarya, juga dihadirkan kesaksian seorang "tukang foto" keliling penyandang catat bernama Rusidah bin Badawi (30), asal Desa Boto Daleman, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Menurut Mutiara Mulia, Head External Communication Bank Permata, Rusidah, seorang ibu rumah tangga yang kedua tangannya cacat, dihadirkan untuk memberikan inspirasi kepada publik karena meski dengan keterbatasan, namun Rusidah mempunyai semangat kerja yang kuat.

"Meski tanpa dua tangan, namun Rusidah menjadi juru foto keliling desa dan kampung untuk menopang kehidupan rumah tangganya," katanya.

Atas temuan itulah, pihaknya kemudian memberikan apresiasi, yakni membantu pengadaan kamera digital sebagai pengganti kamera manual yang selama ini dipakai Rusidah.(*)
(A035/N002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010