Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) masih mengandalkan bibit sapi impor untuk meningkatkan populasi ternak sapi di wilayahnya.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulbar, Agus Rauf MM, di Mamuju, Minggu mengatakan, pemerintah di Sulbar masih mengandalkan bibit sapi dari luar negeri untuk mengembangkan populasi ternak di Sulbar.

Menurut dia, Sulbar belum melakukan pembibitan sapi lokal untuk melakukan pengembangan populasi ternak yang memiliki kualitas tinggi.

"Bibit sapi impor yang dikembangkan di Sulbar adalah sapi Brahman Cross dari Australia yang diambil dari perusahaan pembibitan sapi, yakni PT Bina Mulia Ternak, di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan," katanya.

Dia mengatakan, pemerintah Sulbar sedang mengupayakan untuk memprogramkan pembibitan sapi sendiri agar bisa dikembangkan menjadi sapi unggulan daerah ini dan tidak lagi tergantung dengan bibit sapi impor.

"Pemerintah Sulbar sedang mengupayakan memprogramkan bibit sapi lokal untuk menyaingi pembibitan sapi lokal seperti di Provinsi Bali karena daerah ini sangat potensial untuk pengembangan sapi," katanya.

Menurut dia, Sulbar memiliki lahan kering sekitar 623.082 hektare yang siap untuk menjadi pakan ternak. Lahan tersebut sangat potensial untuk membangun peternakan sapi, sehingga pengembangan sapi di Sulbar yang dimulai dengan program pembibitan sapi betina lokal akan sangat menjanjikan kedepan.

Ia mengatakan, populasi sapi di Sulbar pada tahun 2010 mencapai 138.549 ekor dan diharapkan dapat dikembangkan menjadi sekitar 152.403 ekor di tahun 2011.

"Program pengadaan pembibitan sapi di Sulbar dengan memanfaatkan bantuan pembibitan sapi sekitar 250 ekor di tahun 2010 dan melalui program inseminasi buatan diharapkan dapat mendongkrak populasi sapi di Sulbar," katanya.  (MFH/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010