Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 41 anak-anak korban bencana erupsi Gunung Merapi, Minggu, mengikuti "familiarization trip" yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan pemangku kepentingan pariwisata provinsi ini.

Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman Shavitri Nurmala Dewi mengatakan, mereka yang mengikuti kegiatan tersebut merupakan sebagian dari anak-anak usia sekolah dasar yang berada di pengungsian.

Mereka mengunjungi sejumlah objek wisata di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di antaranya Candi Prambanan, Taman Wisata Istana Ratu Boko, Museum Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Taman Pintar.

"Kami bersama anggota Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, dan sejumlah perguruan tinggi di Yogyakarta menyelenggarakan `fam trip` bagi anak-anak pengungsi," katanya.

Menurut dia, kegiatan itu bertujuan untuk menciptakan suasana ceria di kalangan anak-anak pengungsi Merapi yang sampai sekarang masih berada di posko pengungsian.

"Fam trip yang berlangsung tiga hari, yakni 28, 30 November, dan 1 Desember 2010, bertujuan memberikan hiburan untuk meringankan beban penderitaan anak-anak usia sekolah dasar selama mereka tinggal di pengungsian, sehingga trauma mereka dapat berkurang," katanya.

Ia mengatakan, pihakya juga bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Univerisitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan pendampingan kepada anak-anak peserta "fam trip".

Kegiatan itu, menurut dia, diikuti anak-anak korban bencana Merapi yang berada di tiga titik tempat pengungsian, yakni Stadion Maguwoharjo, Gedung Olah Raga (GOR) Pangukan, dan Youth Center Sleman.

"Kegiatan itu dimaksudkan memberikan kegiatan kreatif berbasis wisata yang menyenangkan bagi anak-anak usia sekolah dasar selama tinggal sementara di pengungsian dan memberikan alternatif hiburan," katanya. (H008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010