Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), Boediono, kembali mengajak semua pihak untuk mengawal perjalanan demokrasi di tanah air agar tetap berjalan sesuai dengan cita-cita dan tidak berbelok arah.

"Mengawal demokrasi agar tidak terhenti dan belok ke arah yang tidak dicita-citakan adalah tugas berat dalam suasana yang banyak sekali tantangan," kata Wapres Boediono saat menyampaikan pidato utama dalam Peringatan Hari Ulang Tahun ke-11 The Habibie Center dan Penganugrahan Habibie Award 2010, di Jakarta, Selasa.

Hadir dalam acara itu mantan Presiden BJ Habibie bersama sejumlah pengurus The Habibe Center, antara lain Wardiman Djojonegoro, yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Wapres mengingatkan, mengawal demokrasi bukanlah merupakan pekerjaan mudah karena kalau tidak sama-sama mengamankan pasti akan ada pihak yang kecewa karena tidak sesuai dengan yang dicita-citakan.

Boediono menilai, konsolidasi demokrasi merupakan perjalanan yang penuh risiko sehingga perlu diamankan secara bersama dan harus mampu memberikan manfaat nyata bagi rakyat.

"Oleh sebab itu, demokrasi harus dikawal dengan pemerintahan yang efektif dan tanpa ada pengawalan maka kepercayaan rakyat pada demokrasi akan runtuh," kata Wapres.

Manfaat demokrasi yang diinginkan masyarakat, kata Boediono adalah mampu meningkatkan rasa keadilan dan kesejahteraan.

"Sejumlah risiko kemungkinan yang bisa menggagalkan demokrasi harus dihindari. Saya kira semua tahu risiko-risiko apa yang dimaksud," kata Wapres tanpa menyebutkan bentuk risiko yang dimaksud.

Wapres mengatakan pula dirinya sangat mendukung upaya The habibie Center untyuk terus mengawal perjalanan demokrasi di Indonesia sehingga cita-citanya akan bisa tercapai.

The habibie Center didirikan 10 November 1999 sebagai kelanjutan cita-cita BJ habibie, presiden ketiga RI, untuk memajukan kehidupan demokrasi dan penghargaan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia di Indonesia.

Saat didirikan 11 tahun yang lalu fondasi demokrasi Indonesia baru saja diletakkan dan hal itu antara lain ditandai dengan berkembangnya kebebasan pers dan terselenggaranya pemilihan umum paling dempokratis dalam kurun waktu 44 tahun terakhir sejak pemilu pertama 1955.
(T.A025/A011/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010