Jakarta (ANTARA News) - Saham PT Garuda Indonesia dinilai berprospek bagus ketika saham itu ditawarkan melalui penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta yang rencananya Februari tahun depan.

"Jika listing Garuda terealisasi diprediksi akan bagus, karena di Indonesia sendiri belum ada pesaingnya," ujar analis dari Eko Capital, Cece Ridwan ketika dihubungi di Jakarta, Selasa.

Seperti kita ketahui, kata dia, Garuda Indonesia merupakan perusahaan maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Garuda berpotensi menjadi anggota saham unggulan (LQ45) baru di Bursa efek Indonesia (BEI).

Ia mengatakan, saham transportasi bidang penerbangan di Eropa dan Amerika memang kurang bergairah. Namun, seperti diketahui saham-saham BUMN akan menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan akan dicari investor.

"Saham penerbangan di Eropa dan Amerika memang kurang gembira, tapi di Indonesia Garuda-kan perusahaan BUMN pasti akan diperebutkan oleh investor," ujarnya.

Secara terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito mengatakan, Garuda Indonesia (Persero) berencana mencatatkan sahamnya (listing) di BEI pada 11 Februari 2011 dengan melepas 30 persen sahamnya ke publik.

"Jadwal sementara listing Garuda pada 11 Februari 2011, perseroan juga akan mengadakan roadshow yang dijadwalkan pada 17-28 Januari 2011," ujarnya.

Manajemen Garuda Indonesia beserta pihak penjamin pelaksana emisi telah mengadakan paparan kecil (mini expose) kepada BEI pekan lalu mengenai rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Dari paparan tersebut, kata Edy, diketahui Garuda akan melepas 30 persen sahamnya ke publik. Sebanyak 10 persen merupakan kepemilikan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto Widyatin mengatakan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui pelepasan saham perusahaan Garuda sebanyak 40 persen. Pelepasan saham itu, rencananya akan dibagi dua sesi.

"Namun nanti akan kita bagi dua, yang pertama 30 persen dulu, itu termasuk punya (Bank) Mandiri. Nanti sisanya (10 persen) akan kita eksekusi kalau sudah butuh dana lagi," paparnya.

Selaku penjamin emisi (underwriter), Direktur Utama Bahana Securities, Eko Yuliantoro mengatakan, pencatatan saham perdana Garuda Indonesia tetap akan dilakukan paling lambat dalam kuartal pertama 2011.

"Selain pasar tengah bagus, kami lihat tidak ada permasalahan yang terlalu menggangu signifikan," ujarnya.

Perseroan mengharapkan target dana yang bisa diperoleh dari penjualan 40 persen saham ke publik itu berkisar antara Rp3 triliun hingga Rp4 triliun. Untuk aksi korporasi itu, Garuda akan menggunakan laporan keuangan triwulan ketiga 2010.

Pihak Garuda menunjuk PT Danareksa Securities, PT Mandiri Sekuritas dan PT Bahana Securities selaku pelaksana penjamin emisi.

(KR-ZMF/A026/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010