Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan, pihaknya akan mewaspadai aliran modal masuk yang terus berlanjut, sementara tekanan inflasi masih tetap kuat apabila sisi penawaran tidak mampu mengimbangi permintaan pada 2011.

Menurut Darmin dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu, aliran modal ke Indonesia akan berlanjut seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat yang mengakibatkan suku bunga jangka panjang di AS sangat rendah untuk mendorong perekonomian.

Di sisi lain, perekonomian negara Eropa dan negara maju yang saat ini masih menurun membuat limpahan likuiditas mengalir ke negara berkembang.

Indonesia yang dinilai memiliki stabilitas ekonomi yang baik serta tingkat suku bunga yang cukup tinggi, katanya, akan menjadi salah satu tempat tujuan dari investasi portofolio.

Ia mengatakan, aliran modal yang masuk ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia membuat tekanan apresiasi nilai tukar yang semakin kuat.

Sementara ketidakseimbangan global saat ini dapat membuat permintaan luar negeri terhadap ekspor Indonesia menurun, sementara kuatnya permintaan dalam negeri diperkirakan akan mendorong akselerasi impor, katanya.

Di sisi lain, BI juga mewaspadai tekanan inflasi masih cukup kuat apabila sisi penawaran yaitu produksi, distribusi dan juga struktur pasar yang ada tidak secepat permintaan.

"Melihat gambaran-gambaran tersebut ke depan, upaya Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro dan stabilitas keuangan menghadapi tantangan yang cukup berat," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, BI terus menempuh kebijakan yang diperlukan antara lain melanjutkan langkah memperkuat likuiditas.

"Juga meningkatkan efektifitas kebijakan moneter melalui penerapan bauran kebijakan moneter dan makro prudensial," katanya.
(M041/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010