Jakarta (ANTARA News) - Polri telah mengamankan 18 pucuk senjata api dalam operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) di sejumlah daerah pada 8 hingga 28 November 2010.

"Pada operasi Penyakit Masyarakat (Pekat), Polri mengamankan 18 pucuk senjata api (senpi), senjata tajam (sajam) sebanyak 257 pucuk, kendaraan bermotor 454 unit dan uang sebanyak Rp1,022 miliar," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan di Jakarta, Senin.

Operasi Pekat yang dilaksanakan seluruh jajaran Kepolisian Daerah dari Aceh sampai ke Papua dengan kasus-kasus yang difokuskan masalah premanisme, kejahatan di jalan dan judi, ujarnya.

"Hasil yang dicapai dari data Asisten Operasional (Asops) Kapolri untuk total tiga kasus tersebut yakni ada 668 kasus di luar Target Operasi (TO) ada yang non-TO artinya berkembang dari situasi lapangan pengungkapan lapangan 3.542 kasus," kata Iskandar.

Kasus premanisme merupakan kasus paling banyak tersangka yang ditangkap, karena dari TO 668 orang ternyata yang bisa ditangkap 906 orang, artinya ada teman-teman tersangka lain yang ikut ditangkap, sementara non-TO sebanyak 1.960 orang.

"Dari 906 orang yang tertangkap tidak semua ditahan, yang ditahan sebanyak 537 orang, dan untuk non-TO yang ditahan sebanyak 2596 orang, kemudian yang dibina 4088 orang," kata Kadiv Humas.

Iskandar mengatakan dari anatomi kejahatan pada operasi Pekat terlihat bahwa waktu paling menonjol pada puku 24.00 hingga 06.00 pagi dan pukul 18.00 sampai 24.00.

"Tempat-tempat yang rawan kejahatan premanisme paling rawan yang harus diwaspadai masyarakat ada di terminal, pasar dan pertokoan," katanya.

Operasi Pekat yang dilaksanakan tadi tampak cukup besar kuantitas kejahatan, kalau dilihat ada penurunan angka sebelum dan setelah operasi.

"Dibanding pada Oktober 2010 ada penurunan 32,22 persen, jadi kalau dilihat operasi Pekat bisa menurunkan jumlah kriminalitas," kata Iskandar.

(S035/H-KWR/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010