Jakarta (ANTARA News) - Pendiri Barisan Indonesia (Barindo) Letjen (purn) M Yasin menegaskan bahwa Barindo adalah organisasi masyarakat yang bersifat independen, tidak terikat atau mengikatkan diri kepada organisasi politik atau partai politik manapun.

"Barindo tidak mempermasalahkan latar belakang ras, etnis, suku maupun agama," kata Yasin dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat, sehubungan berita akan diadakannya musyawarah nasional (Munas) organisasi tersebut yang tidak disetujui mantan Sekjen Dewan Ketahanan Nasional ini.

Yasin yang juga Ketua Umum Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan) mengatakan namun demikian, anggota atau pengurus Barindo dapat berasal dari berbagai partai politik atau organisasi lainnya.

Ia mengatakan, tujuan utama Barindo adalah untuk memberdayakan masyarakat kecil. "Kita menjadi mitra sejajar dan bergandengan tangan dengan lembaga dan UKM untuk membantu pemerintah menjembatani program-program sehingga hasilnya akan dapat dinikmati masyarakat," tegasnya.

Sebelumnya, diberitakan Ketua Dewan Pembina Barindo Akbar Tandjung mengatakan, tokoh-tokoh Barindo yang sudah menjadi ketua umum partai lebih baik tidak menjadi ketum Barindo. Selain dikhawatirkan menimbulkan konflik kepentingan, takutnya dia juga tidak bisa optimal.

Saat ini, kata Yasin, terdapat tiga badan di Barindo yang menjadi ujung tombak yaitu, brigade bencana nasional, badan kajian strategis, serta badan satgas pemuda dan olahraga. Ketiga badan itu akan bekerja di seluruh wilayah Indonesia .

Barindo akan menyusun program kerja yang berfokus pada pemberdayaan, pembinaan dan pengembangan kemampuan masyarakat. Diharapkan dengan upaya pemberdayaan ini, masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan mereka di berbagai lini.

Selain mengatur program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat secara umum, Barindo juga memfokuskan programnya pada pemberdayaan perempuan di segala aspek yaitu ekonomi, agama, sosial, politik, budaya dan kesehatan.

Yasin mengatakan, Barindo didirikan untuk mewadahi relawan pendukung Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan presiden 2004. Mereka terdiri dari berbagai parpol dan juga organisasi lainnya. "Setelah pemilihan presiden mereka tidak punya wadah," katanya.

Karena tidak mempunyai wadah, Yasin dan beberapa kawannya mencari solusi untuk mewadahi mereka. Ia mengatakan Barindo untuk pertamakalinya berdiri di Jawa Tengah pada 27 Mei 2006, dan selanjutnya, di Jabar, Jateng, Papua, dan lainnya.

Selanjutnya pada 18-20 Mei 2007 berkumpul 22 DPD Barindo dan empat provinsi yang segera akan membentuk DPD. Pada saat itu Yasin dinyatakan sebagai Ketua Umum, dan Akbar Tandjung sebagai Ketua Dewan Pembina.

Mengenai rencana munas, Yasin mengimbau rencana tersebut yang antara lain bertujuan untuk memilih ketua umum, dibatalkan agar organisasi tidak terpecah belah.

Yasin mengatakan, akhir-akhir ini ada surat dari oknum DPP Barindo ke DPD di daerah yang isinya agar DPD meminta diadakan munas. Ia mengatakan, rencana tersebut tidak diberi tahu kepada dirinya. Menurut pemberitaan, rencananya, Munas Barindo akan digelar di Yogyakarta pada 30 Januari hingga 1 Februari 2009

Namun, kata Yasin, para pengurus DPD di daerah banyak yang melapor ke dirinya mengenai keanehan tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009