Seoul (ANTARA News) - Korea Utara menembakkan artileri di perairan pantai baratnya, Rabu yang sempat membuat pasar keuangan Korea Selatan gelisah tetapi kemudian segera pulih kembali setelah media memberitakan itu hanya pelatihan militer.

Seorang pejabat militer Korea selatan (Korsel) mengatakan "pada pukul 09:04 waktu setempat sejumlah perluru artileri jatuh di daerah Korea Utara (Korut) dari NLL (Garis Perbatasan Utara)."

Penembakan itu, yang menurut media lokal adalah pelatihan militer, terjadi hanya dua minggu setelah Korut menembaki sebuah pulau Korsel dekat perbatasan mereka yang disengketakan di lepas pantai barat semenanjung Korea yang terbagi dua itu, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Berita-berita itu menggelisahkan pasar saham dan mata uang won. Tetapi kemudian pulih kembali.

Pelatihan itu dilakukan saat pejabat penting militer Amerika Serikat mengunjungi Seoul di mana ia mendesak China untuk bertindak sebagai satu pemimpin dunia dan mengekang Korut sekutunya, memperingatkan bahwa "orang jahat" dari Pyongyang akan terus berusaha mengacaukan kawasan itu.

Laksamana Mike Mullen, ketua Gabungan Kepala Staf AS, megunjungi ibu kota Korsel, Seoul untuk menunjukkan "komitmen dan solidaritasnya " pada sekutu AS itu setelah serangan Korut dan pengungkapan tentang kemajuan nuklirnya.

Dalam satu indikasi kegiatan diplomatik sejak serangan Korut atas sebuah pulau Korsel, surat kabar The Washington Post memberitakan Gubernur New Mexico Bill Richardson, mungkin akan mengungjungi Pyangyang pekan depan untuk satu "perundingan pribadi dengan para pejabat penting atas undang dari orang penting di sana".

Kunjungan Mullen ke Korsel dan Jepang menyusul perundingan di Washington, Senin antara Menlu AS Hillary Clinton dan sejawat-sejawatnya dari Korsel dan Jepang. Ketiga menlu itu menyatakan sangat cemas atas serangan-serangan Korut dan menyerukan China melakukan tindakan terhadap sekutunya yang suka melawan itu.

Pada Selasa, Beijing mengancam balik AS dan sekutu-sekutu Asianya atas penolakan mereka untuk beruding dengan Korut dengan mengatakan dialog adalah satu-satunya jalan untuk meredakan ketegangan yang meningkat di semenanjung Korea itu.

Tetapi Mullen mengatakan China harus berbuat lebih banyak karena "ekonomi mereka tergantung pada stabilitas".

"Mereka adalah pemimpin dunia dan para pemimpin harus berusaha --- terutama untuk mencegah krisis-krisis dan mencegah kegiatan-kegiatan yang membuat ketidakstabilan yang sangat jelas datang dari para pemimpin di Pyongyang," katanya.

China menganggap Korut sebagai satu penyangga strategis terhadp Korsel sekutu AS dan adalah mitra dagang dan penyumbang terbesar Pyongyang.

Wakil Menlu AS Jim Steinberg akan memimpin delegasi AS ke China pekan depan dalam usaha membujuk Beijing untuk lebih menekan Pyongyang walaupun China khawatir bahwa ini mungkin menggoyahkan Korut, kata pejabat itu.

Ketika Korsel melancarkan pelatihan militernya sendiri dengan menggunakan peluru tajam, Mullen akan bertemu dengan para pejabat senior militer Korsel dan Presiden Lee Myung -bak. Lee mengatakan ia akan mengubah pulau yang diserang bulan lalu itu serta empat pulau lainnya menjadi "benteng militer".

Mullen mengatakan ia ingin meninjau berbagai pelatihaan militer Korsel yang direncanakan akan diselengarakan dalam bulan-bulan depan dan bekerja sama dengan Seoul untuk menenangkan situasi.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010