Bantul (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaporkan sedikitnya empat jembatan terputus setelah diterjang banjir Senin malam lalu (6/12).

"Informasi yang berhasil kami kumpulkan dari petugas lapangan hingga saat ini empat jembatan yang menghubungkan antardusun putus, sehingga tidak dapat digunakan," kata Kepala Kantor Kesbangpolinmas Bantul, Eddy Susanto, di Bantul, Rabu.

Menurut dia, empat jembatan yang putus tersebut berada di Dusun Blawong, Trimulyo, Jetis kemudian di Dusun Dahromo, Segoroyoso Pleret, dan dua jembatan masing-masing di Seloharjo dan Srihardono (Pundong).

"Konstruksi jembatan tersebut tidak mampu menahan derasnya aliran sungai yang disertai banjir, sehingga putus dan terbawa arus menjadikan jembatan penghubung antarsatu dusun itu tidak berfungsi," katanya.

Ia mengatakan, hujan deras yang terjadi pada Senin (6/12) siang selama sekitar tiga jam membuat debit air sungai meningkat, terlebih lagi sejumlah sungai tersebut sebelumnya telah mengalami pendangkalan akibat material vulkanik dari Gunung Merapi.

Ia mengatakan, sejumlah sungai yang terkena dampak material vulkanik dan menyebabkan air sungai meluap ketika hujan deras itu yakni sungai Code, Winongo dan Opak sehingga sejumlah jembatan yang tidak kuat akan rusak.

"Tidak hanya itu sejumlah talud disepanjang sungai kurang lebih 70 meter dilaporkan jebol, sehingga dikhawatirkan jika tidak segera ditanggulangi akan semakin memperparah keadaan," katanya.

Sementara selain mengakibatkan kerusakan sejumlah infrastruktur itu, ratusan rumah di sekitar sungai terendam air antara satu hingga 1,3 meter sehingga warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Ia menyebutkan, total rumah terendam banjir itu sebanyak 371 unit sehingga 1.176 orang penghuninya harus mengungsi.

"Kejadian tersebut dilaporkan sempat membuat panik warga karena banjir yang menerjang pemukiman penduduk terjadi pada malam hari antara pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB," katanya.

Menurut dia, meski mengalami banjir dan merendam pemukiman, namun setelah beberapa jam berlalu banjir berangsur reda dan pada pagi harinya Selasa (7/12) warga bergotong royong membersihkan lumpur yang masuk ke rumah masing-masing.

Ia menambahkan, dalam peristiwa banjir itu dilaporkan sejumlah warga melaprokan mengalami kerugian akibat kehilangan sejumlah harta benda dan ternak ayam karena terseret air.

"Sementara korban jiwa dilaporkan seorang anak kecil berusia sekitar 5,5 tahun warga Krapyak, Sewon meninggal karena terseret arus usai jatuh ke selokan," katanya.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010