Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan bahwa dalam 2010 energi politik banyak terkuras percuma karena banyak digunakan untuk berdebat mengenai kasus-kasus hukum yang melibatkan eksekutif, yudikatif, maupun legislatif.

"Politik 2010 didominasi oleh kasus hukum yang saling menyandera antara legislatif, yudikatif dan juga eksekutif," katanya di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, negara tersandera oleh kasus hukum yang kemudian meledak namun tidak pernah diselesaikan dengan baik.

"Kasus hukum yang saling membuka borok baik oleh eksekutif, yudikatif maupun legislatif hanya menguras energi tanpa penyelesaian, dan membuat kebijakan politik menjadi tidak efektif," katanya.

Ia mencontohkan mulai dari kasus Bank Century, cek perjalanan dalam kasus pemilihan Deputi Gubernur Senior Miranda Goeltom, kasus cicak buaya dan Anggodo hingga kasus mafia pajak Gayus Tambunan.

"Kasus yang menguras energi, dan sepertinya tidak selesai-selesai karena kuatnya dampak dalam politik 2010," katanya.

Kedua, menurut dia, politik 2010 juga diwarnai oleh Presiden yang tersandera oleh partai politik. "Ini konsekuensi dari pilihan politik yang dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan koalisi yang gemuk dan pembentukan Sekretariat Gabungan partai koalisi," katanya.

Menurut dia, Setgab justru telah menyandera presiden karena kepentingan sebagai partai politik lebih ditonjolkan dibandingkan kepentingan koalisi pemerintah.

"Dan Presiden sulit untuk memberikan sanksi kepada koalisi yang dinilai tidak setia," katanya.

Sementara itu sebelumya pengamat dari Sugeng Sarjadi Syndicate, Sukardi Rinakit, menilai pada 2010 terjadi politik saling mengunci antara tiga aktor utama yakni partai politik, presiden dan mahasiswa sehingga kegiatan politik menjadi tidak efektif.

"Ketiga kelompok strategis ini saling terkunci dan mengunci satu sama lain. Akibatnya, politik menjadi tidak efektif karena energi setiap aktor politik khususnya presiden dan partai politik terkuras untuk manuver politik," Katanya.

Sukardi Rinakit mengatakan hampir semua partai politik, terutama empat partai terbesar, terkunci oleh suatu kasus.

Partai Demokrat disandera oleh kasus skandal Bank Century, Partai Golkar oleh kasus mafia pajak Gayus Tambunan, PDIP kasus pemilihan Deputi Gubernur Senior Miranda Goeltom dan PKS oleh kasus LC Misbakhun.

"Situasi itu tentu saja menyedot energi partai-partai tersebut. Mereka kehilangan fokus," katanya.

(M041/U002/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010